Lanjut Debby, perhitungan ini berdasarkan tingkat resiko yang akan dialami nasabah.
“Biasanya industri asuransi menganut teori-teori seperti itu, dan ketiga perokok atau tidak perokok, selanjutnya tentang riwayat kesehatannya seperti apa,” ucapnya.
Baca juga : Tahun 2025 Motor Wajib Asuransi, Pengamat : Menambah Beban Masyarakat
Sedangkan untuk lainnya, sambungnya, juga tergantung pada tingkat klaim santunan nanti, misalnya pada asuransi jiwa ada nasabah yang ingin santunan asuransinya Rp1 miliar tentu preminya akan berbeda dengan yang ingin Rp100 Juta.
“Jadi hal-hal penting tersebut yang sering menjadi faktor besarnya premi,” tambahnya. (dinda/hm18)
