Cambridge, MISTAR.ID
Kebanyakan konsumsi makanan ultra-olahan utamanya daging olahan, makanan sarapan manis, dan minuman yang mengandung gula atau pemanis buatan bisa meningkatkan risiko meninggal dini.
Ini berdasarkan sebuah riset yang dipimpin oleh para peneliti di Harvard TH Sekolah Kesehatan Masyarakat Chan.
Penelitian itu dipublikasikan pada 8 Mei di The BMJ Mingyang Song, profesor epidemiologi klinis dan nutrisi merupakan penulis koresponden. Walaupun banyak analisa menyelidiki makanan ultra-olahan, Song dan mitranya memusatkan fokus pada konsekuensi kesehatan dari jenis makanan khusus.
Baca juga:Penderita Gagal Ginjal Harus Pilih Makanan, Berikut Daftarnya
Mereka meneliti pola makan dan hasil kesehatan lebih dari 114.000 orang dewasa Amerika Serikat (AS) yang terdaftar dalam Studi Kesehatan Perawat I dan II dan Studi Tindak Lanjut Profesional Kesehatan, yang menginformasikan kebiasaan makan mereka setiap empat tahun kurun lebih dari tiga dekade.
Dirangkum dari laman resmi Harvard, para ahli menghitung asupan harian makanan ultra-olahan para partisipan dalam sembilan subkelompok roti ultra-olahan dan makanan sarapan, lemak, bumbu, dan saus, makanan ringan dan makanan penutup manis dalam kemasan, minuman yang menyimpan gula dan pemanis buatan, hidangan siap saji, daging olahan, makanan ringan gurih dalam kemasan, makanan penutup berbahan dasar susu dan sebagainya.
Peserta yang memakan paling sedikit makanan ultra-olahan dalam bentuk apa pun makan tiga porsi per hari. Lalu peserta yang mengonsumsi paling banyak makan sekitar tujuh porsi per hari.
Selama masa riset, 48.193 peserta meninggal sebab sejumlah penyebab contohnya kanker, penyakit kardiovaskuler, penyakit pernapasan, dan penyakit neurodegeneratif.
Baca juga:Ahli Diet Ingatkan Bahaya Pewarna Kimia pada Makanan Anak
Penelitian ini mendapati bahwa peserta yang paling banyak mengonsumsi makanan ultra-olahan dalam bentuk apa pun menemukan risiko 4% lebih tinggi bagi seluruh penyebab kematian, serta risiko kematian dampak penyakit neurodegeneratif 8% lebih tinggi, dibandingkan mereka yang memakan paling sedikit makanan ultra-olahan dan makanan olahan.
Daging olahan adalah tipe makanan yang paling berhubungan erat dengan melonjaknya risiko semua pemicu kematian. Minuman yang berisi gula dan pemanis buatan, makanan penutup berbahan dasar susu, dan makanan sarapan ultra-olahan juga menampilkan hubungan dengan tingginya angka kematian karena beberapa penyebab, seperti halnya subkelompok lain-lain, yang sebagian besar meliputi pemanis buatan.
Para ahli mencatat bahwa kualitas makanan secara keseluruhan merupakan hal yang paling krusial bagi kesehatan, dan makanan ultra-olahan mempunyai tipe beraneka jenis, dengan banyak item yang dinilai sehat.
“Sereal, roti gandum, contohnya juga dinilai merupakan makanan ultra-olahan, hanya mengandung sejumlah nutrisi berguna seperti serat, vitamin, dan mineral,” sebut Song di artikel CNN pada 9 Mei lalu.
Baca juga:7 Makanan Kaya Kolagen untuk Kulit Sehat dan Awet Muda
Di sisi lain, Song berpendapat, masyarakat harus menghindari atau membatasi memakan makanan ultra-olahan tertentu, misalnya daging olahan, minuman yang dimaniskan dengan gula, dan minuman yang mungkin mengandung pemanis buatan.
“Apabila orang secara umum menjaga pola makan sehat, pendapat saya mereka tak perlu bimbang,” katanya mengakhiri. (bsns/hm16)