Efek samping kratom
Meski kaya manfaat, penggunaan kratom secara terus-menerus dan dalam dosis tinggi dapat memicu kecanduan.
Dilansir dari kompas, Jumat (21/6/24), beberapa pengguna kratom dilaporkan mengalami efek seperti menggunakan candu atau opium, seperti perasaan rileks dan nyaman serta euforia jika dikonsumsi dalam dosis tinggi.
Seperti beberapa jenis narkotika, kratom juga dapat menimbulkan efek samping seperti pusing, mengantuk, halusinasi dan delusi, depresi, sesak napas, kejang, dan koma.
Efek samping lainnya:
- Mulut kering
- Badan menggigil
- Mual dan muntah
- Penurunan berat badan
- Gangguan buang air kecil dan besar
- Kerusakan hati
- Nyeri otot
Penggunaan kratom jangka panjang juga dapat menyebabkan ketergantungan, dengan gejala seperti:
- Iritabilitas
- Mual
- Diare
- Hipertensi
- Insomnia
- Kejang otot dan nyeri
- Mata berair
- Demam
- Nafsu makan menurun
Gejala psikologis saat berhenti menggunakan juga dapat terjadi, seperti:
- Perasaan gelisah
- Tegang
- Marah
- Sedih
- Gugup
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mencatat overdosis teh kratom telah menyebabkan 91 kematian di negara tersebut dari Juli 2016 hingga Desember 2017.
Karena potensi efek membahayakannya, daun kratom masuk dalam daftar NPS (New Psychoactive Substances), zat yang disalahgunakan baik dalam bentuk murni atau sediaan yang tidak dikontrol.
Baca juga: Tips Mengatasi 3 Masalah Kesehatan Mulut
BNN merekomendasikan tanaman ini agar dimasukkan ke jenis narkotika golongan 1 dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) diminta melanjutkan riset tentang aspek keamanan kratom.
Sejauh ini, uji keamanan terhadap tanaman kratom yang banyak tumbuh di Indonesia baru sampai tahap in vivo (penelitian di dalam organisme hidup) pada hewan coba. (kompas/hm20)
