Sehingga dalam bayangannya, menjadikan susu berarti mengekstrakkan semua ikan, kemudian menjadikannya powder (bubuk), tepung atau mungkin ditambahkan dengan bahan makanan lain. Sehingga terbentuklah makanan yang cair dan lebih mudah dikonsumsi sama anak-anak.
Namun sayangnya, menurut Hilna, proses pengolahan dari pada ikan yang akhirnya dijadikan susu itu, mungkin akan membutuhkan proses yang panjang.
“Dari proses yang panjang, akan membuat cost (biaya)-nya lebih mahal dan mungkin akan ditambahkan pengawet. Perlu dilakukan penelitian juga, apakah benar anak itu lebih mau susu ikan, dari pada memakan ikannya,” tuturnya.
“Jika pun nanti mau dibuat seperti itu (susu ikan), tolong ditambahkan fortifikasi (proses penambahan zat gizi mikro, seperti vitamin dan mineral dengan tujuan meningkatkan kualitas gizi dan memberikan manfaat kesehatan),” sambungnya.
Baca juga:TKD Prabowo-Gibran Paluta Bagikan Susu dan Makan Siang Gratis
Ia juga meminta poses penambahan fortifikasinya disesuaikan untuk kebutuhan anak-anak dan sesuai dengan usianya.
“Pesan saya nih untuk yang mau buat susu ikan nantinya, tolong diambil sebaik-baiknya dan secara maksimal kandungan yang terdapat dalam ikan,” pesannya.
“Jika semisal bentuknya nanti jadi kemasan, tolong pengawetnya dikurangi karena akan diberikan kepada anak-anak. Kemudian prosesnya mungkin yang lebih steril juga, sehingga lebih tahan. Jadi tidak perlu ditambahkan pengawet tambahan lagi,” tutup Hilna. (berry/hm16)
