Medan, MISTAR.ID
Komika Indra Jegel, berbagi pengalamannya saat terinfeksi penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) saat acara Langkah Bersama Cegah DBD di Main Atrium Deli Park Medan, Sabtu (30/11/24) sore.
“Dulu waktu usia 9 atau 10 tahun pernah juga terkena demam berdarah. Tapi pengobatannya ya masih tradisional khas zaman dahulu, pakai parutan bawang merah dan dioles ke badan. Sekarang sudah divaksin,” katanya.
Waktu itu, menurut Jegel, akibat infeksi virus DBD tersebut badannya meriang dan menggigil.
Baca juga:Hingga November, Dinkes Sumut Catat 7898 Kasus DBD
“Lalu setelah 3 hari sembuh, ya namanya anak kecil habis sembuh langsung main lagi. Tapi setelah itu langsung naik lagi suhu badannya,” kenangnya.
Dari pengalaman itu, Jegel, yang kini sudah berkeluarga mengaku sangat memperhatikan kesehatan anaknya.
“Aku punya anak kecil yang masih dalam usia aktif-aktifnya. Jadi sebagai kepala keluarga wajib mengutamakan kesehatan dengan cara vaksin DBD sedini mungkin,” sambungnya.
Sebagai upaya pencegahan, Indra Jegel juga mengaku selalu menerapkan 3M Plus dan vaksin DBD.
Baca juga:218.359 Kasus DBD Indonesia, Kemenkes RI dan Innovative Medicines Lakukan Pencegahan
“Itu dia yang utama adalah 3M Plus dan vaksin DBD, karena anakku usianya belum genap 6 tahun. Vaksin (baru) bisa dilakukan [untuk anak] di usia 6 tahun,” ungkapnya.
Ayah satu anak ini menyadari bahwa vaksin juga tidak akan menghilangkan gejala DBD secara keseluruhan.
“Tapi meringankan gejala yang ada. Dan aku merasa ini penting, aku sebagai kepala keluarga yang harus mencari nafkah, harus benar-benar sehat,” katanya.
Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi momok kesehatan bagi masyarakat Indonesia hingga saat ini.
Hingga pekan ke-46 tahun 2024, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, mencatat sebanyak 218.359 kasus DBD di Indonesia dengan angka kematian mencapai 1.259 orang.
Baca juga:Hingga November, 9 Orang Warga Simalungun Meninggal Akibat DBD
Tim Kerja Arbovirosis Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes RI, dr Iriani Samad, mengungkapkan hal itu dalam acara
Di acara tersebut, dokter spesialis anak, Dewi Sari, juga menambahkan bahwa upaya yang perlu dilakukan untuk melindungi diri dari virus DBD.
“Pakai anti nyamuk, kelambu, dan lainnya. Yang paling penting bukan dari luar tapi dari dalam. Kita bentengi diri kita dengan antibodi terhadap DBD,” pungkasnya.
Menurut Dewi Sari, seseorang bisa terjangkit virus DBD lebih dari sekali.
“Bisa kena lagi, karena virus ini kan banyak jenisnya, kalau kena satu yang lainnya masih ada lagi. Gak mungkin sekali kena langsung kebal terus seumur hidup,” tuturnya.
Ikatan Dokter Anak (IDA) telah mengimbau dosis pemberian vaksin DBD pada anak.
“Vaksin DBD sebanyak 2 kali untuk usia 6 tahun ke atas dengan interval 3 bulan,” tuturnya.
Vaksin DBD, lanjutnya, dapat diberikan mulai usia 6 tahun sampai 45 tahun, “Vaksin bukan hanya untuk anak-anak tapi juga untuk dewasa,” tutupnya. (amita/hm17)