25.6 C
New York
Thursday, July 25, 2024

Jamur Tahi Sapi Disebut-sebut Miliki Efek Neurologis

Washington DC, MISTAR.ID

Magic mushroom atau jamur tahi sapi disebut-sebut memiliki efek neurologis untuk terapi bagi mereka yang memiliki masalah kesehatan mental.

Saat ini, masih sedikit penelitian yang mengetahui kebenaran efek tersebut. Beragam efek neurologis dari senyawa psikoaktif dalam jamur, yaitu psilocybin, membuat peneliti sulit memprediksi bagaimana jamur tersebut dapat bermanfaat sebagai obat.

Salah satu psikiater Fakultas Kedokteran Universitas Washington, Joshua Siegel, meneliti perubahan otak pada tujuh orang dewasa sehat sebelum, selama, dan setelah mengonsumsi psilocybin dosis tinggi.

Baca juga: Jamur Ajaib Lebih Efektif untuk Perawatan Depresi Dibanding Anti Depresan

Mereka mengidentifikasi gangguan konektivitas yang berlangsung selama berminggu-minggu di beberapa area otak.

Dilansir dari IFL Science, Senin (21/7/24), peserta rata-rata melakukan 18 pemindaian MRI otak pada minggu-minggu sebelum dan sesudah mengonsumsi psilocybin. Sedangkan selama mengonsumsi psilocybin diketahui ada efek akut dan persisten.

Pada awalnya, peneliti menemukan bahwa setiap orang memiliki pola konektivitas jaringan yang jelas dan benar-benar unik, seperti sidik jari saraf yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi individu tertentu.

Namun, segera setelah mengonsumsi psilocybin, pola konektivitas menjadi lebih kacau, sehingga peserta tidak dapat lagi dibedakan satu sama lain berdasarkan aktivitas otaknya.

Selain itu, terjadi gangguan dalam konektivitas di beberapa area otak yang bertahan selama berminggu-minggu setelah mengonsumsi jamur tahi sapi.

Baca juga: 19 Orang Pemburu Jamur Truffle di Suriah Tewas akibat Ranjau Darat

“Otak orang-orang yang menggunakan psilocybin terlihat lebih mirip satu sama lain dibandingkan dengan otak mereka yang tidak terhubung,” jelas salah satu peneliti, Nico Dosenbach dalam sebuah pernyataan.

“Individualitas mereka untuk sementara terhapus. Hal ini apa yang dikatakan orang tentang kehilangan kesadaran diri selama perjalanan,” tutupnya. (IFL Science/hm20)

Related Articles

Latest Articles