Jakarta, MISTAR.ID
Pemerintah Indonesia menargetkan skor Programme for International Student Assessment (PISA) dapat menyamai skor rata-rata negara anggota Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) pada tahun 2045.
Hal ini disampaikan Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas, Amich Alhumami, di Jakarta Selatan, baru-baru ini.
“Di tahun 2045, skor PISA Indonesia ditargetkan menyamai skor negara OECD pada saat ini,” ujar Amich.
Untuk mencapai target tersebut, pemerintah telah menyiapkan strategi komprehensif, termasuk peningkatan anggaran pendidikan, perbaikan sekolah yang rusak, penambahan buku-buku, peningkatan kualitas gizi anak dan ibu hamil, serta peningkatan kualitas guru di seluruh Indonesia.
Baca juga:Â Uji Coba Program Makan Gratis di SLB Negeri Pembina
“Hanya dengan langkah-langkah ini kita bisa secara perlahan-lahan meningkatkan kualitas pendidikan,” tambahnya.
Pada tahun 2022, Indonesia menunjukkan kemajuan dalam peringkat PISA dibandingkan dengan tahun 2018. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) 2019-2024, Nadiem Anwar Makarim, mengungkapkan peringkat literasi membaca dan matematika masing-masing naik 5 posisi, sementara literasi sains naik 6 posisi.
“Peringkat PISA menunjukkan ketangguhan sistem pendidikan Indonesia dalam mengatasi hilangnya pembelajaran (learning loss) akibat pandemi,” kata Nadiem, sebagaimana dikutip dari situs resmi GTK Kemendikbud.
Baca juga:Â Program Makan Bergizi Gratis Diuji Coba, dari Dapur hingga ke Meja Siswa
Namun, skor PISA Indonesia secara keseluruhan tetap menurun, sejalan dengan tren global yang mencatat penurunan skor akibat dampak pandemi Covid-19. Penurunan ini disebabkan oleh learning loss yang lebih signifikan dibandingkan rata-rata global.
Sebagai bagian dari rencana jangka panjang, pemerintah akan terus fokus pada peningkatan akses dan kualitas pendidikan. Penekanan juga diberikan pada penguatan gizi untuk mendukung tumbuh kembang anak dan ibu hamil serta peningkatan kompetensi tenaga pengajar.
“Dengan sinergi kebijakan ini, kami optimistis dapat mencapai target yang telah ditetapkan,” pungkas Amich. (kcm/hm25)