24.8 C
New York
Saturday, September 7, 2024

Deteksi Tanda-Tanda Perilaku Bullying pada Anak Sejak Dini

Medan, MISTAR.ID

Bullying atau perundungan dapat menyebabkan trauma yang mendalam pada anak. Anak yang menjadi korban bullying sering kali mengalami ketakutan untuk pergi ke sekolah, kesulitan berteman, rendah diri, dan merasa tidak berdaya.

Risiko depresi dan perilaku menyakiti diri sendiri juga meningkat pada korban bullying. Tanpa dukungan yang positif dan suportif dari lingkungan sekitar, pemulihan dari trauma ini bisa memakan waktu yang lama.

Sedangkan pelaku bullying, tanpa adanya sanksi atau efek jera yang diterima, perilaku mereka bisa semakin tidak terkontrol. Mereka mungkin merasa bahwa tindakan mereka benar dan terus melakukan perilaku agresif dan tidak tau cara berempati.

Perilaku ini dapat berlanjut hingga dewasa, berpotensi menyebabkan perilaku narsistik, kekerasan dalam rumah tangga, dan tindakan kriminal lainnya.

Baca juga: Beberapa Motif Pelaku Perundungan Menurut Psikolog

Hal ini disampaikan oleh Katherina, seorang Psikolog Anak dan Remaja asal Sumatera Utara (Sumut). “Jadi supaya mereka berubah, balik lagi ke efek jera itu. Harus ada sanksi yang konsisten serta keluarga yang suportif supaya anak dapat berperilaku yang benar kembali. Jangan orang tua malah support bahwa perilakunya benar, kan tambah tidak waras nantinya,” katanya, Rabu (4/9/24).

Ibu dari dua orang anak ini mengatakan bahwa mendeteksi pelaku bullying mungkin lebih sulit, karena biasanya pelaku lebih percaya diri dalam berbicara. Biasanya pelaku susah terdeteksi sampai memang ada korban yang muncul.

“Tetapi mungkin guru bisa melihat apakah ada ejekan secara verbal yang sering ditujukan kepada korban selama di kelas. Misalnya jika guru memanggil korban untuk menjawab pertanyaan, atau melakukan hal lain, apakah ada sindiran tertentu dari temannya. Jika ada, guru sudah harus mulai waspada,” jelasnya.

Baca juga: Pola Asuh dan Media Sosial Berpengaruh Terhadap Perilaku Bullying Anak

Namun deteksi korban bullying, lanjutnya, dapat terlihat misalnya saat anak menolak berbicara, sering tidak masuk sekolah dengan berbagai alasan, anak terlihat tidak bahagia, sering menyendiri di kelas.

Related Articles

Latest Articles