Medan, MISTAR.ID
Untuk pertama kalinya, parade teater dipentaskan di Taman Budaya Medan, Jalan Perintis Kemerdekaan Perintis Kemerdekaan Kelurahan Gaharu, Kecamatan Medan Timur.
Parade teater dipentaskan di Taman Budaya Medan mulai tanggal 6 Desember dan akan ditutup dengan Diskusi Pertunjukan pada tanggal 16 Desember 2024 mendatang.
Fira, salah seorang penonton teater, mengungkapkan adanya gelaran ini membuat orang mengetahui bahwa teater masih eksis dipentaskan di Kota Medan.
“Biar orang tau bahwa teater masih hidup kok di Kota Medan,” katanya saat ditemui di Taman Budaya, Sabtu (14/12/24).
Baca juga: Eksistensi Seni Teater di Medan Masih Besar
Fira mengaku sangat menikmati pertunjukan yang sediakan di acara tersebut.
“Beragam judul teater yang dihadirkan, beragam juga cara menikmati acaranya,” katanya.
Ia berharap agar kegiatan teater terus digencarkan di Kota Medan.
“Agar masyarakat tau banyak tentang seni teater,” lanjutnya.
Penonton lainnya, Tika, juga mengungkapkan hal hampir serupa.
“Teruslah maunya dibuat acara seperti ini, soalnya seru, bisa ditonton dengan teman-teman maupun keluarga,” ujarnya.
“Harapan saya tentu pemerintah dapat terus gencar mengadakan acara seni teater, agar masyarakat tau seni teater masih hidup,” imbuhnya berharap.
Baca juga: Mo Tau Aja : Di Balik Tabir Teater, Perjalanan dan Revolusi Seniman Medan
Adapun jadwal teater yang dipertontonkan yaitu:
– Komunitas Rentak Betuah yang berjudul Putri Dayang 9 disutradarai Syahrial Felani
– Komunitas Medan Teater Tronik yang berjudul Jadah oleh Hafiztaadi
– Komunitas Teater Blok Medan berjudul Nyanyian Angsa oleh Afrion
-Komunitas Deli Nusantara Jaya berjudul Bulan dan Purnama oleh M Raudah Jambak
– Komunitas Parsi SMK Negeri 13 berjudul Kenduri Laut oleg Rindy Riyani
– Komunitas Teater Imago berjudul Rapel Pensiun oleh pelatih Ayub Badrin
– Komunitas Bandar Peran berjudul Sedulur Tunggal Sekapal oleh Russell AF
– Komunitas Medan Teater berjudul Orang-Orang Setia oleh Ahmad Munawar Lubis
– Komunitas Sasude berjudul Delirium (Mencari Sungai Deli) oleh Lukman Hakim Siagian. (amita/hm27)