7.5 C
New York
Friday, March 29, 2024

Kisahku : Kembalikan Meilin Untukku

Kisahku : Kembalikan Meilin Untukku

Cinta memang buta. Ia mampu mengalahkan logika. Yang meruntuhkan jurang pemisah. Menghancurkan tembok penghalang raga. Bahkan mampu menebus jarak dan waktu. Semakin dikekang, ia semakin berontak. Cinta menghalalkan segala cara untuk dapat menyatukan rasa. Dan sekarang… rasa sesal itu baru nyata, setelah kesadaran datang, bahwa hidup adalah realita.

Aku sebut masa itu adalah cinta terlarang. Binar cinta pada teman kuliah yang begitu kuat, rasa nyaman bersamanya, dan rasa untuk saling melindungi. Kurasa syarat yang cukup untuk memutuskan hidup bersamanya.

Awalnya tidak terfikir untuk kawin muda, tapi karena pertentangan orang tua yang begitu kuat, membuat aku takut kehilangannya. Waktu itu, yang terfikir olehku adalah aku tidak boleh kalah dengan mereka yang berencana memisahkan aku dengan kekasihku, Randy.

Sebelum keluargaku melarikan aku ke Singapore. Yah, aku menikah dengan Randy. Secepat kilat semuanya kami persiapkan, termasuk persoalan perbedaan. Tidak ada alasan mengkriminalkan perbuatan kami. Di situ, aku merasa menang, meski aku melihat kekecewaan ibu.

Yah, cinta yang menguatkan aku terpisah dari keluarga, meski aku tidak menginginkannya. Aku tahu resiko yang aku terima, dicampakan oleh keluarga, termasuk fasilitas yang aku miliki. Beruntung Randy begitu mencintai aku. Hingga akhirnya, aku melahirkan bayi mungil, yang kami beri nama Meilin Azzahra.

Tetapi, kebahagiaan itu hanya sekejab. Baru satu minggu aku melahirkan, orang tuaku membawaku pulang ke rumah, dan… tanpa perlawanan dari Randy.

Ada apa jni ? Mengapa Randy tidak memperjuangkan aku ? Dan Meilin ? Dimana dia ?

Terakhir dari kakakku aku tahu, bahwa ibu datang pada Randi dan memohon, agar Randi mengikhlaskan aku kembali ke keluarga. Ibu tidak tega melihat kehidupanku yang sangat sederhana. Cita cita yang terhenti karena tidak mampu membiayai kuliah. Bahkan saat persalinan pun aku tahu, Randi berhutang pada kakaknya.

Randi memang pernah membicarakan itu padaku, ia minta aku kembali pada keluarga dan melanjutkan cita-citaku. Tapi waktu itu aku marah, hingga Randi tidak membicarakannya lagi. Jujur ku akui, Randi berucap itu, karena berulang kali ia memergoki aku menangis.

Hasil kesepakatan Ibu dan Randi, Meilin diserahkan pada Ayahnya, dan Randi mengiklaskan aku kembali kepada ibu, melanjutkan cita-citaku. Tapi itu adalah kesepakatan tanpa memberikan pendapat aku sebagai ibunya. Tahu apa mereka, ikatan cinta kami berdua, sehidup semati, melewatinya bersama selama 9 bulan.

Akh… hidup memang harus berjalan sesuai putaran rodanya, dan kubiarkan roda ini membawaku. Tapi tetap saja, ada kerinduan lain yang selalu mengganjal. Telebih saat keluarga besar berkumpul, cucu – cucu ibu berkumpul, ada satu bayang yang selalu menyesakan dada. Bayi mungilku yang hanya sempat aku timang selama seminggu, di mana ia sekarang ?

Lima tahun setelah perpisahan itu, aku kembali ke Indonesia, mencari anakku. Tapi Randi telah lama pindah. Kini, 10 tahun telah berlalu, aku belum juga dipertemukan dengan Meilin. Aku begitu rindu.
Tolong,,, kembalikan Meilin padaku. (Ryz)

Related Articles

Latest Articles