19.2 C
New York
Wednesday, September 25, 2024

Spanyol Darurat, Jam Malam Diberlakukan!

Madrid, MISTAR.ID

Untuk kedua kalinya, Spanyol mendeklarasikan keadaan darurat pada Minggu (25/10/20) karena kenaikan kasus virus corona. Dalam pengumuman yang disampaikan Perdana Menteri Pedro Sanchez, keadaan luar biasa itu bakal diterapkan selama enam bulan ke depan.

Berdasarkan pernyataan dari PM Sanchez, keadaan darurat itu akan diterapkan di semua region Spanyol kecuali Kepulauan Canary. Dilansir media Senin (26/10/20), peraturan itu mewajibkan adanya jam malam dengan jumlah pertemuan dibatasi hingga enam orang. Agenda itu sejatinya hanya berlangsung selama dua pekan.

Tetapi Sanchez meminta kepada parlemen untuk memperpanjang hingga 9 Mei tahun depan. Penerapan pengetatan protokol kesehatan demi mencegah virus corona butuh persetujuan parlemen untuk bertahan setiap 15 hari.

Baca juga: Gawat, Kasus Covid-19 Di Spanyol Dan Meksiko Capai 1 Juta

“Saat ini kondisi yang kami hadapi begitu ekstrem. Kondisi ini krisis kesehatan paling serius selama 100 tahun terakhir,” kata Sanchez. Situasi ekstrem Dalam keterangan Sanchez setelah memimpin rapat kabinet, perjalanan ke berbagai wilayah di Spanyol bakal dilarang berdasarkan aturan itu.

Setiap daerah di “Negeri Matador” harus menerapkan jam malam antara pukul 23.00 sampai 06.00, namun ada fleksibilitas selama satu jam. Catalan disebut merupakan wilayah yang lebih dahulu menerapkan kondisi itu pada Minggu, di mana mereka memberlakukan jam malam mulai pukul 22.00.

Kemudian berdasarkan penegakan protokol kesehatan, setiap toko atau lokasi hiburan untuk masyarakat harus ditutup paling lambat pukul 21.00. PM Sanchez menyerukan kepada publik untuk tetap berada di rumah selama mungkin, supaya mereka tidak terjangkit Covid-19.

Baca juga: Putri Spanyol Dikarantina Setelah Teman Sekelasnya Diagnosis Covid-19

“Semakin lama kita berada di rumah, semakin sedikit kita berinteraksi dengan orang, semakin kecil potensi penularannya,” ujar Sanchez. Spanyol merupakan salah satu negara di Eropa yang paling parah terdampak Covid-19 pada awal 2020, di mana mereka langsung memberlakukan lockdown.

Kini setelah mereka melonggarkan pembatasan sosialnya, negara di kawasan Semenanjung Iberia tersebut menghadapi gelombang kedua corona. “Gelombang kedua ini sudah menjadi kenyataan. Bukan lagi realitas,” papar Menteri Kesehatan Salvador Illa dalam konferensi pers di Madrid.

Wakil Presiden Kepulauan Canary Roman Rodrigyez dalam kicauannya di Twitter menyatakan, dia “puas” daerahnya tidak masuk ke dalam aturan tersebut.

Meski begitu, Rodrigyez menyerukan agar warga di daerah yang menjadi destinasi wisata dunia itu agar tak mengendurkan kewaspadaan. Apalagi, kini Spanyol sudah mencatatkan satu juta kasus virus corona, dengan korban meninggal mencapai 34.752 orang. (kompas/hm09)

Related Articles

Latest Articles