Jakarta, MISTAR.ID
Setelah terpilih kembali sebagai Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump menghadapi tantangan besar dengan dominasi Partai Republik di Senat dan DPR AS, yang menimbulkan kekhawatiran terkait kebijakan proteksionis.
Pandangan tersebut disampaikan Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Mardani Ali Sera, yang menyebut kebijakan proteksionis ini berpotensi mengancam hubungan perdagangan global, termasuk dengan Indonesia, yang sangat bergantung pada stabilitas pasar internasional.
Dalam sebuah cuitan di akun X miliknya dilansir, Kamis (7/11/24), Mardani mengatakan bahwa meskipun kebijakan proteksionis menjadi tantangan bagi perekonomian Indonesia, di balik tantangan tersebut selalu ada peluang yang bisa dimanfaatkan.
Namun, di tengah kekhawatiran tersebut, Mardani juga menyinggung janji Trump untuk mengakhiri perang, yang ia anggap sebagai harapan positif. Jika janji ini terwujud, kata Mardani, hal tersebut bisa membawa stabilitas lebih besar bagi ekonomi global dan mengurangi ketidakpastian yang selama ini memengaruhi pasar internasional.
Baca Juga : Itung-itungan Dampak Kemenangan Donald Trump Terhadap IHSG Hingga Rupiah
“Janji Donald Trump untuk menghentikan perang, kita tunggu,” ujarnya seraya menekankan pentingnya keberhasilan Trump dalam memenuhi komitmennya untuk menciptakan kedamaian dan mengurangi ketegangan yang ada di berbagai belahan dunia.
Kebijakan proteksionis yang mungkin diterapkan Trump diperkirakan akan berdampak signifikan pada hubungan perdagangan internasional, termasuk hubungan dengan Indonesia.
Sifat proteksionis dapat memperketat akses pasar bagi produk-produk Indonesia ke AS, memicu tarif yang lebih tinggi, atau bahkan pembatasan impor yang lebih ketat. Namun, jika kebijakan tersebut tidak sepenuhnya dominan, dan diimbangi dengan upaya diplomatik yang mendorong kerjasama global, Indonesia bisa saja menemukan peluang untuk diversifikasi pasar dan memperkuat ekonomi domestiknya.
Mardani Ali Sera mengakhiri pernyataannya dengan penuh harapan akan perubahan positif dari kebijakan Trump, yang dapat membuka potensi kerjasama baru di sektor perdagangan dan menciptakan kondisi stabil untuk perekonomian dunia. (mtr/hm24)