18.6 C
New York
Wednesday, November 6, 2024

Harris dan Trump Bersaing Ketat, Selisih Suara 1-3 Persen

Washington, MISTAR.ID

Persaingan menuju Gedung Putih pada Pemilihan Presiden Amerika Serikat 2024 semakin ketat, dengan kandidat Kamala Harris dan Donald Trump saling beradu dukungan secara nasional.

Berbagai jajak pendapat menunjukkan selisih tipis antara keduanya, berkisar antara 1 hingga 3 persen. Selisih tersebut bahkan berada dalam margin of error, yang berarti persaingan ini sangat sulit diprediksi.

Lima jajak pendapat terbaru menunjukkan Trump dan Harris berada dalam posisi imbang secara virtual. Ketatnya persaingan ini terlihat lebih nyata di tujuh negara bagian yang dikenal sebagai medan tempur utama.

Baca juga: Jelang Pilpres AS, Kamala Harris Telah Gunakan Hak Pilih Lebih Awal

Rata-rata jajak pendapat di Nevada, Wisconsin, Michigan, dan Pennsylvania menunjukkan selisih antara kedua kandidat hanya 1 persen atau kurang.

Trump memiliki sedikit keunggulan di Arizona, Georgia, dan North Carolina dengan selisih kurang dari 3 persen. Negara bagian “medan pertempuran” ini sangat penting dalam menentukan hasil akhir, mengingat Amerika Serikat tidak memilih presidennya melalui suara langsung, melainkan melalui sistem Electoral College.

Dalam Electoral College, terdapat 538 perwakilan yang akan memberikan suara mereka berdasarkan hasil pemilu di setiap negara bagian. Untuk memenangkan kursi kepresidenan, seorang kandidat harus memperoleh setidaknya 270 suara elektoral.

Baca juga: H-8 Pilpres AS, Kamala Harris Unggul Tipis dari Donald Trump Versi Survei

Alokasi suara elektoral berdasarkan jumlah penduduk masing-masing negara bagian. Hampir semua negara bagian menerapkan sistem “winner-takes-all,” di mana kandidat yang meraih suara terbanyak di suatu negara bagian akan memperoleh semua suara elektoral dari negara bagian tersebut. Namun, Nebraska dan Maine menjadi pengecualian dengan menerapkan sistem proporsional dalam pembagian suara elektoral mereka.

Para pengamat memperkirakan hasil Pemilu 2024 ini bisa menjadi salah satu yang paling ketat dalam sejarah, mengingat tingginya antusiasme dan ketegangan yang mewarnai kontestasi antara Kamala Harris yang berpeluang menjadi presiden perempuan pertama AS, dan Donald Trump yang berupaya kembali ke Gedung Putih.

Hasil pemungutan suara diprediksi akan memakan waktu untuk diperoleh, dengan negara bagian Alaska menjadi yang terakhir menutup tempat pemungutan suara. (ant/hm25)

Related Articles

Latest Articles