Medan, MISTAR.ID
‘Tonggo Mangase Taon’ merupakan sebuah tradisi sakral masyarakat Batak, yakni ritual mangalahat horbo sebagai ucapan syukur dengan persembahan tertinggi kepada Tuhan.
Tradisi yang dikemas dengan perpaduan seni rupa, tari dan musik ini menjadi salah satu pertunjukan yang ditampilkan di Jong Batak’s Arts Festival #11 hari kedua, di Taman Budaya Medan (TBM).
Ketua Rumah Karya Indonesia (RKI), Ojax Manalu, mengatakan, pertunjukan ini sebagai bukti bahwa seni tradisi tidak hanya menjadi milik masa lalu, tetapi juga dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus berkarya.
“Kami ingin menunjukkan bahwa seni tradisional dapat disajikan dalam kemasan
yang menarik dan relevan bagi generasi muda,” katanya melalui keterangan tertulis yang diperoleh Mistar.id, Senin (28/10/24).
Baca juga: Jong Batak’s Arts Festival Ajak Masyarakat Lestarikan Alam dan Budaya Leluhur
Ia juga berharap, pertunjukan ini dapat menjadi inspirasi bagi para seniman di Sumatera Utara, bahkan Indonesia, untuk lebih berani mengeksplorasi kekayaan budaya lokal dalam karya-karya seni mereka.
“Dengan mengangkat kembali ritual-ritual yang hampir terlupakan, pertunjukan ini turut berkontribusi dalam pelestarian warisan budaya bangsa,” lanjutnya.
Pertunjukan ini juga dihadiri oleh sejumlah tokoh budaya, komunitas dan seniman, seperti Ir Sukirman selaku Ketua Komite Seni Budaya Nusantara Sumatera Utara, lalu Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Medan.
“Kehadiran mereka semakin memperkuat legitimasi pertunjukan ini sebagai sebuah karya seni yang bernilai tinggi. Terlebih, kolaborasi yang dilakukan berhasil mengemas nilai-nilai tradisional dalam bentuk karya seni kontemporer yang relevan dengan zaman, tanpa meninggalkan esensi tradisi,” tutupnya.
Disebutkan, kolaborasi ini melibatkan seniman-seniman lintas generasi, seperti Mangatas Pasaribu, Jimmy Siahaan, Hafiz Taadi, Yondik Tanto, Afrion, Amruzal, Mukhlis Hasbullah, Aldolings, Toba Putri Dancer dan D’javu. (susan/hm27)
