Teheran, MISTAR.ID
Pihak Israel mengumumkan sudah melakukan serangan presisi terhadap target militer di Iran. Ini sebagai balasan atas serbuan yang dilakukan oleh Negeri Para Mullah.
Keterangan dari militer Israel, serangan ini dilakukan merupakan tanggapan terhadap serbuan rudal balistik dari Iran pada 1 Oktober 2024 lalu.
“Dalam merespons serangan yang terus menerus dari rezim Iran terhadap Israel, kini Pasukan Pertahanan Israel (IDF) sedang melakukan serangan presisi terhadap sasaran militer di Iran,” kata militer Israel, dilansir AFP, pada Sabtu (26/10/24).
Baca juga:Serangan Israel Tewaskan Tiga Jurnalis di Lebanon Selatan
Memulai serangan besar pada 7 Oktober 2023, Israel sudah terlibat dalam perseteruan intensif dengan Hamas yang disokong oleh Iran di Gaza. Ini termasuk memperluas operasi militernya ke Lebanon dalam menjaga perbatasan utara dari serangan Hizbullah yang didukung Iran.
Juru bicara (jubir) militer Tel Aviv Daniel Hagari meminta masyarakat untuk tetap waspada dan berhati-hati menimbang ketegangan yang melonjak.
Media pemerintah Iran di hari yang sama menginformasikan jika ledakan kuat terdengar di sekeliling ibu kota, Teheran, tanpa menyampaikan rincian penyebab ledakan itu.
“Beberapa menit lalu, suara letusan keras terdengar di sekitar Tehran, hanya sumber suara tersebut belum jelas,” seperti diinformasikan oleh TV negara Iran.
Baca juga:Israel Kepung Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza Utara
Salah seorang reporter AFP juga mengkonfirmasi mendengar suara ledakan di Teheran.
Media Suriah, SANA memberitahukan bahwa pertahanan udara Suriah sudah mencekal target musuh di dekat ibu kota, Damaskus, seraya menambahkan suara ledakan juga terdengar di sekeliling Damaskus meskipun sumber pasti belum diklarifikasi.
Amerika Serikat (AS) ikut merespons serangan ini dengan menyatakan bahwa aksi Israel adalah bentuk pertahanan diri atas serangan Iran.
Jubir Keamanan Nasional AS Sean Savett menegaskan bahwa serbuan yang dilakukan sekutu mereka, Israel terhadap target militer di Iran sebagai bentuk pembelaan diri yang legal. (cnbc/hm16)
