-1.7 C
New York
Saturday, January 11, 2025

Hamas Rahasiakan Pemimpin Baru Usai Dua Tokoh Tewas dalam Operasi Israel

Gaza, MISTAR.ID

Hamas menyatakan akan merahasiakan identitas pemimpin baru mereka menyusul kematian dua tokoh utama kelompok tersebut dalam operasi Israel.

Langkah ini diambil untuk alasan keamanan, dengan pemilihan pemimpin definitif baru direncanakan pada Maret 2025. Hingga saat itu, Hamas akan dipimpin oleh komite sementara beranggotakan lima orang.

Kematian Yahya Sinwar pada 16 Oktober dan Ismail Haniyeh pada Juli lalu memicu langkah baru ini. Sinwar dilaporkan tewas dalam pertempuran dengan Israel, sedangkan Haniyeh terbunuh dalam serangan udara di Iran yang diduga dirancang oleh Israel.

Khaled Meshal, mantan pemimpin Hamas yang digadang-gadang kembali memimpin, menolak tawaran tersebut karena alasan kesehatan. Saat ini, kelompok itu menempatkan lima tokoh dalam komite kepemimpinan sementara, yaitu Khalil Al-Hayya, Khaled Meshal, Muhammad Darwish, Zaher Jabarin, dan satu individu yang tidak disebutkan identitasnya.

Baca juga: MUI Kecam Keras Serangan Israel di Deir al-Balah, Gaza

Khalil Al-Hayya, yang bermukim di Qatar, merupakan sosok berpengaruh dalam Hamas. Ia memimpin negosiasi gencatan senjata dengan Israel dan telah menjadi target berkali-kali dalam upaya pembunuhan oleh Israel. Pada tahun 2007 dan 2014, serangan Israel terhadapnya gagal, meski beberapa kerabatnya terbunuh dalam serangan tersebut.

Di luar anggota komite, beberapa nama lain juga disebut-sebut sebagai calon kuat pemimpin Hamas:

  1. Mohammad Sinwar

Mohammad Sinwar, saudara Yahya Sinwar, kini menjadi komandan sayap militer Hamas. Ia dikenal tertutup dan jarang muncul di publik. Seperti saudaranya, Mohammad juga menjadi buruan Israel karena diduga terlibat dalam serangan mendadak Hamas pada Oktober 2023.

Baca juga: Rudal Israel Hantam Gedung Apartemen di Beirut, Viral di Media Sosial

2. Mahmoud Al-Zahar

Al-Zahar, seorang dokter bedah dan tokoh senior Hamas, juga merupakan kandidat potensial. Ia pernah menjadi Menteri Luar Negeri saat Hamas menguasai Gaza pada 2007. Meskipun pernah menjadi target pembunuhan Israel pada 2003, Al-Zahar selamat. Hingga kini, keberadaannya belum diketahui, terutama sejak serangan Hamas ke Israel pada Oktober.

3. Mohammad Shabana

Shabana memimpin pasukan militer Hamas di Rafah, Gaza selatan. Ia memainkan peran penting dalam pengembangan jaringan terowongan militer yang digunakan Hamas untuk menyerang Israel. Shabana juga mengambil alih komando batalion Rafah setelah tiga komandan utama tewas dalam perang 50 hari pada tahun 2014. (cnn/hm25)

 

 

 

Related Articles

Latest Articles