6.8 C
New York
Sunday, October 27, 2024

Lonjakan Capital Inflow China Picu Perusahaan Lokal Berpaling dari Dolar AS

Jakarta, MISTAR.ID

China mencatatkan arus modal masuk (capital inflow) terbesar dalam sekitar dua tahun terakhir, seiring dengan perusahaan-perusahaan asal negeri tersebut yang mengalihkan uang mereka kembali ke pasar domestik bulan lalu.

Mengutip Bloomberg, Selasa (22/10/24), langkah ini diambil karena penurunan suku bunga AS mengurangi daya tarik investasi dalam aset dolar. Data resmi menunjukkan bahwa bulan lalu, perusahaan domestik menjual valuta asing terbanyak ke bank sejak Desember 2021, berbalik dari pembelian besar dolar dan mata uang lainnya selama setahun terakhir.

Peningkatan penyelesaian mata uang asing untuk perdagangan barang menunjukkan kepercayaan terhadap stabilitas yuan, serta rekor penjualan valuta asing terkait investasi sekuritas. Pergeseran ini mengikuti kemerosotan nilai dolar dalam beberapa bulan terakhir, di tengah pertanyaan mengenai kecepatan penurunan suku bunga Federal Reserve.

Yuan di luar negeri juga memperoleh momentum tambahan pada akhir September, bahkan sempat melampaui angka 7 per dolar, setelah People’s Bank of China (PBOC) mengumumkan langkah-langkah untuk mendukung perekonomian dan pasar saham.

Baca Juga : Bursa Saham Melemah Berdampak Terhadap AS

Ken Cheung, Chief Asian FX Strategist di Mizuho Bank, mengatakan data ini menunjukkan mitigasi risiko depresiasi RMB setelah kebijakan The Fed. Namun, yuan telah melemah 1,8% bulan ini terhadap dolar AS, karena investor mempertimbangkan prospek penurunan suku bunga yang lebih lambat dan ketidakpastian dalam pemilu AS.

Reli tajam pada saham-saham China juga kehilangan tenaga dalam beberapa pekan terakhir, di tengah kekecewaan atas kurangnya kebijakan tindak lanjut. Pejabat regulator FX China menyoroti tanda-tanda perbaikan sentimen, termasuk peningkatan rasio penyelesaian mata uang asing dan posisi asing pada obligasi lokal.

Li Hongyan, wakil kepala Administrasi Valuta Asing Negara, menyatakan bahwa ekspektasi dan perdagangan di pasar valas tetap teratur dan rasional. Eddie Cheung, Senior Emerging Markets Strategist di Credit Agricole CIB, menekankan bahwa penting untuk melihat apakah tren ini akan bertahan. (mtr/hm24)

 

Syahrial Siregar
Syahrial Siregar
Alumni STIK-P Medan. Menjadi jurnalis sejak 2008 dan sekarang redaktur untuk portal mistar.id

Related Articles

Latest Articles