11.3 C
New York
Sunday, October 20, 2024

Rahmat Shah Kenang Pernah Ditawari jadi Menteri di Era SBY, Tapi Menolak

Medan, MISTAR.ID

Tokoh publik sekaligus Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Sumatera Utara (Sumut), Tun H Rahmat Shah mengenang dirinya pernah ditawari menjadi menteri era SBY. Hal itu disampaikan Rahmat Shah dalama acara Reuni Akbar di Sekolah Wiyata Dharma Medan, Jalan Wahidin No 31, Minggu (20/10/24).

“Jadi kita perlu persahabatan dan saling dukung. Saya tidak ada hubungan dengan pemerintah dan saya enggak mau. Zaman Pak SBY saya ditawari menteri, saya bilang kalau saya enggak pandai jadi menteri, saya enggak mau,” kenangnya.

Mantan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari Sumut itu juga mengingatkan untuk tidak berbohong kepada siapa pun. Kata dia, kepada manusia bisa berbohong, tapi tidak bisa berbohong kepada diri sendiri dan Tuhan Yang Maha Esa.

Mantan Konsul Jenderal Kehormatan dari Konsulat Turki di Medan itu pun mengaku saat ini sudah merasa cukup kehidupan dunianya. Dikatakannya, untuk berbuat baik kepada sesama tidak mesti harus jadi pejabat terlebih dahulu.

“Saya sudah cukup dengan dunia saya, karena untuk berbuat baik kepada masyarakat, bangsa, dan negara, kita tidak harus di puncak pimpinan menteri. Dimana pun kita bisa, malah saya lebih bebas, saya bisa sedekah di pinggir jalan, saya bisa lihat anak-anak kita yang hebat di sini,” paparnya.

Baca Juga : Rahmat Shah Beberkan Kiat Sukses di Acara Reuni Akbar Sekolah Wiyata Dharma Medan

Rahmat pun bercerita mengenai masa kecilnya yang hidup dalam keadaan ekonomi menengah ke bawah. Sejak umur 11 tahun dia memgaku sudah bergelut dengan dunia pekerjaan menjadi pemecah batu.

“Bagaimana saya yang dari Sampan Tao, Perdagangan, desa kecil tempatnya di pinggir sungai dari memecah batu umur 11 tahun, umur 14 tahun kerja bengkel, umur 19 tahun sudah manajer di perusahaan Pak Surya Paloh. Dari susah benar gitu,” katanya.

Jadi, lanjut Rahmat, selagi hidup ini dapat bermanfaat untuk orang lain, maka dirinya akan terus berbuat baik dan memberi tanpa pamrih. Dia pun bersyukur karena itu semua dirinya hidup berkecukupan dan sesuatu yang tak pernah diimpikannya pun datang dengan sendirinya.

“Banyak lagi yang saya dapat yang enggak pernah saya impikan, hanya dengan berbuat kebaikan, kekompakan, kebersamaan, mendamaikan orang, menolong orang. Saya harap dari sini lahir orang-orang yang mau dan bisa berbuat tanpa pamrih,” ungkapnya.

Dalam kesempatan itu, dia juga menyinggung bahwa negara Indonesia kaya dengan sumber daya alamnya (SDA), tapi tidak dengan sumber daya manusianya (SDM). Hal ini bertolak belakang dengan negara-negara yang minim SDA-nya.

“Negara dengan kekayaan alam yang luar biasa, tidak ada apa-apanya kalau SDM-nya jelek. Kita lihat Singapura, tidak ada SDA-nya. Belanda tidak ada SDA-nya, Taiwan juga tidak ada,” ujarnya.

Syahrial Siregar
Syahrial Siregar
Alumni STIK-P Medan. Menjadi jurnalis sejak 2008 dan sekarang redaktur untuk portal mistar.id

Related Articles

Latest Articles