Simalungun, MISTAR.ID
Sebagai bagian dari upaya pemulihan psikologis terhadap delapan anak di bawah umur yang menjadi korban pelecehan seksual di Silou Kahean beberapa waktu lalu, Psikolog Ruth Maya Tamba melakukan penjangkauan intensif sejak awal Oktober 2024. Anak-anak yang rata-rata berusia pra-remaja ini menjalani serangkaian sesi skrining untuk mendeteksi dampak psikologis dari kejadian yang mereka alami.
Ruth menyampaikan bahwa pertemuan dilakukan guna mengetahui kondisi psikologis anak apakah perlu tindak lanjut atau tidak. Sebelum melakukan pertemuan, ia mengaku sudah melakukan penjangkauan via online dengan para korban.
Saat ini, Ruth memastikan kondisi anak-anak menunjukkan tanda-tanda yang positif. “Meskipun mereka mengalami peristiwa traumatis, saya melihat keceriaan mulai kembali tampak di wajah mereka. Hal ini menunjukkan adanya isu terkait, tetapi tidak terlalu dalam. Tidak membekas,” ujarnya, Minggu (18/10/24).
Skrining bertujuan untuk memahami kondisi emosional masing-masing anak, serta mendeteksi adanya perubahan perilaku akibat trauma.
Baca Juga : DPPPA Simalungun Lakukan Pendampingan Korban Kekerasan Seksual Anak di Silou Kahean
Selain skrining anak, Ruth juga memberikan konseling seks kepada para orang tua agar mereka lebih peka terhadap tanda-tanda perubahan perilaku pada anak.
“Edukasi kepada orang tua sangat penting untuk mencegah kejadian serupa di kemudian hari. Orang tua harus lebih waspada dan mampu mendeteksi perubahan perilaku pada anak-anak mereka, terutama di usia pra-remaja,” tambah Ruth.
Selain itu, edukasi seksual bagi anak juga diberikan dalam bentuk yang mudah dipahami agar mereka lebih mengenal batasan diri dan berani berbicara jika mengalami hal yang tidak nyaman.
“Anak-anak harus diajarkan untuk memahami tubuh mereka dan tidak takut berbicara jika ada yang membuat mereka tidak nyaman,” jelasnya.
Penanganan psikologis ini diharapkan dapat membantu para korban untuk kembali menjalani kehidupan mereka dengan lebih baik dan mencegah dampak jangka panjang dari pelecehan yang mereka alami. (indra/hm24)
