6.1 C
New York
Thursday, October 17, 2024

Kemenkes Sebut Program Makan Bergizi Gratis Harus Terintegrasi dengan Edukasi

Jakarta, MISTAR.ID

Pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG), terutama kepada para siswa, harus selalu terintegrasi dengan edukasi.

Karena, kalau hanya memberikan makanan saja, mungkin keberlanjutan di rumahnya tidak dapat terlaksana dengan baik.

Demikian disampaikan Ketua Tim Kerja Standar Kecukupan Gizi dan Mutu Pelayanan Gizi Kesehatan Ibu dan Anak SKGMP Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Mahmud Fauzi. Kamis (17/10/24).

Baca juga: Uji Coba Makan Bergizi Gratis, Wantimpres Ingatkan Kebersihan Dapur

Masih kata Fauzi, upaya perbaikan gizi juga terus dilakukan oleh Kemenkes, bahkan sebelum program makan bergizi gratis digaungkan, di antaranya melalui pendidikan gizi, suplementasi gizi, dan pemantauan pemberian gizi.

“Suplementasi gizi kita lakukan melalui pemberian vitamin A, tablet tambah darah, dan lain sebagainya,” ujar Fauzi menyebut bahwa Kemenkes juga memberikan tatalaksana gizi bagi anak yang sudah mempunyai masalah gizi.

“Baik yang berat badannya berlebihan atau overweight, kurang berat badan atau underweight, kurang gizi kronis atau stunting, serta wasting atau yang mengalami kurang gizi akut,” imbuh Fauzi membeberkan contoh masalah gizi pada anak.

Fauzi juga menekankan, bahwa pemantauan pada pemberian MBG juga perlu terus dilakukan. Selain itu, upaya skrining, pemantauan secara rutin, apakah ada peningkatan atau perubahan status gizi, bagaimana pola konsumsinya, perlu dicek pada saat pelaksanaan program tersebut.

Baca juga: Sosialisasikan Makan Bergizi Gratis, Kominfo Minta Dana Rp 10 M

Pemberian MBG, kata Fauzi, telah sesuai dengan Undang-Undang (UU) Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan, salah satunya yakni upaya pemenuhan gizi yang bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi perseorangan dan masyarakat yang mesti dipenuhi untuk seluruh siklus hidup.

“Jadi kegiatan makan bergizi gratis ini merupakan upaya pemenuhan gizi untuk hampir seluruh siklus hidup, mulai dia hamil sampai lanjut usia, tetapi dengan perhatian khusus kepada ibu hamil dan menyusui, bayi dan balita, serta remaja perempuan,” tuturnya.

Selain memberikan edukasi, kata Fauzi, strategi pemberian makan bergizi gratis juga perlu dilakukan dengan memperbaiki pola konsumsi makanan yang lebih beragam, bergizi seimbang dan aman, serta memperhatikan keamanan pangan.

“Dengan adanya makan bergizi gratis, tentu upaya peningkatan produksi pangan lokal juga harus didorong karena kebutuhan itu besar sekali. Kalau dalam sehari satu orang membutuhkan 100 gram beras saja, kalau 82 juta orang, berapa ratus ton yang harus disiapkan dalam sehari? Itu perlu diperhatikan,” tutupnya. (ant/hm27)

Related Articles

Latest Articles