8.7 C
New York
Wednesday, October 16, 2024

Misteri 5 Bulan Kematian Dua Remaja di Bahkora, Kapolres Siantar Bungkam

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Kematian dua remaja bernama Galang Pradana (18) dan H Napit (17) di Jalan Bahkora II, Kelurahan Marimbun, Kecamatan Siantar Marimbun, pada Minggu (26/5/24) masih misteri. Meski lima bulan berlalu, Polres Pematangsiantar tak kunjung dapat mengungkap dalangnya.

Ketika dikonfirmasi kembali terkait kasus ini, pada Selasa dan Rabu (15-16/10/24), Kapolres Pematangsiantar AKBP Yogen Heroes dan jajarannya di Satreskrim bukam, tak satupun bersedia memberikan keterangan.

KBO Reskrim Iptu Apri Damanik sendiri ketika dikonfirmasi melalui melalui sambungan seluler, justru mengarahkan agar kasus ini ditanyakan langsung kepada Kasat Reskrim.

Seturut itu, Kasat Reskrim Akp Made Wira Suhendra pun dikonfirmasi. Sayangnya, hingga saat ini juga belum memberikan jawaban. Tidak diketahui apa alasan Polres Pematangsiantar sehingga belum bersedia mengungkapkan penanganan kasus ini ke publik.

Baca juga:Kematian Dua Pemuda Asahan di Jalan Bahkora, Ahli Hukum: Umumkan Hasil Autopsi Korban

Dalam beberapa berita yang terbit sebelumnya, Kapolres Pematangsiantar AKBP Yogen Heroes mengatakan bahwa kematian dua remaja warga kecamatan Buntu Pane, Kabupaten Asahan diduga karena dibegal. Dugaan itu juga diperkuat oleh keterangan Sarjono selaku orang tua dari teman seperjalanan kedua korban.

AKBP Yogen Heroes Baruno mengatakan, pihaknya masih terus mencari bukti dan petunjuk. Termasuk melalui keterangan saksi yang berhasil lari dan selamat.

Sesuai keterangan saksi, AKBP Yogen juga sudah membeberkan bahwa awalnya korban melintas dari Jalan Melanthon Siregar, masuk ke Jalan Bahkora II menuju Parapat. Setibanya di pertengahan Jalan Bahkora II, korban yang menggunakan dua sepeda motor berpapasan dengan terduga pelaku yang menggunakan 5 sepeda motor.

Saat itu, korban dan pelaku saling sapa menggunakan klakson. Namun, tiba-tiba terduga pelaku berbalik arah dan mengejar korban. “Masih kata saksi, korban dan pelaku sempat berdialog atau cekcok di lokasi,” kata Yogen ketika itu.

Baca juga:Kasus Meninggalnya Dua Remaja di Jalan Bahkora II Siantar Belum Diungkap Polisi

Kemudian, korban berusaha lari tetapi tetap dikerja pelaku sampai akhirnya berhasil menerjang sepeda motor korban. Keduanya pun terjatuh ke saluran irigasi yang ada di sebelah kanan jalan arah Parapat, lalu pagi harinya kedua korban ditemukan warga.

Menariknya, meski pelaku diduga merupakan begal, tetapi polisi memastikan barang-barang korban tidak ada yang hilang.

Polres Pematangsiantar sendiri telah mengirim jenazah korban ke Rumah Sakit (RS) Bhayangkara, Kota Medan, dan dari hasil otopsi, penyidik telah mendapatkan beberapa petunjuk.

“Untuk kasus Bahkora, memang sebenarnya kesaksian masih minim, dan CCTV kurang jelas. Namun sudah mengarah ke petunjuk-petunjuk,” ujar Kapolres saat itu tanpa menabarkannya secara detail.

Baca juga:Dokter Forensik: Terlalu Lama Kematian 2 Pria di Bahkora Tidak Terungkap

Dalam berita sebelumnya, Sarjono juga telah mengungkapkan bahwa awalnya kedua korban berangkat naik sepeda motor hendak ke Parapat bersama dengan anaknya yang bernama Muamar Hidayah (15). Ketiganya berangkat dari rumah Sarjono dini hari menggunakan dua sepeda motor.

“Sekitar jam papat (empat) ditelepon anakku. Dia bilang bahwa dia dibegal dan Galang (salah seorang korban meninggal) meminta anak saya duluan,” terangnya.

Sementara itu, polisi telah memeriksa Muamar Hidayah. Kepada polisi juga sudah disampaikan bahwa para terduga pelaku naik sepeda motor dengan membawa senjata tajam berupa celurit.

Muamar juga mengaku bisa selama dari tindakan begal karena sempat melarikan diri, lalu bersembunyi. Setelah merasa aman, dengan rasa takut Muamar keluar dan meminta pertolongan warga.

Baca juga:Polres Siantar Masih Selidiki Kasus Dua Korban Begal di Bahkora II

Sementara Akademisi dari Universitas Simalungun, Dr Muldri Pasaribu berpendapat, hasil autopsi kedua jenazah diperkenankan untuk diumumkan ke publik agar tidak menjadi asumsi liar. Beranjak dari sana, penyebab kematian korban dapat diketahui.

Ia pun mendorong kepolisian segera mengungkap tabir kematian para korban agar nantinya tidak terjadi kesimpangsiuran.
“Kalau motif, itu nanti dibutuhkan saat persidangan. Agar Majelis Hakim dapat mempertimbangkan hukuman yang tepat. Namun untuk saat ini, Polisi terlebih dahulu mencari pelaku,” ujarnya.(abdi/hm17)

Related Articles

Latest Articles