Rabat, MISTAR.ID
Gurun Sahara di Maroko tenggara dilanda banjir, Selasa (15/10/24). Ini pertama kalinya terjadi dalam 50 tahun terakhir. Fenomena ini disebabkan oleh hujan deras selama dua hari, di mana curah hujannya setara dengan curah hujan selama lebih dari satu tahun.
“Sudah 30 hingga 50 tahun sejak kami mengalami hujan sebanyak ini dalam waktu yang sesingkat ini,” ujar seorang pejabat badan meteorologi Maroko, Houssine Youabeb, seperti dilansir dari BBC.
Sahara merupakan gurun panas terbesar di dunia. Sahara membentang di beberapa negara Afrika termasuk Maroko. Maroko Tenggara dikenal sebagai salah satu tempat terkering di dunia dan biasanya tidak mengalami hujan pada akhir musim panas.
Namun, di sebuah wilayah Tagounite, sebuah desa yang berjarak sekitar 450 kilometer dari ibu kota Rabat, curah hujan tercatat mencapai lebih dari 100 milimeter hanya dalam waktu 24 jam. Kondisi ini dikategorikan oleh para ahli meteorologi sebagai badai ekstratropis.
Baca juga: Kota Athena ‘Diserang’ Kabut Jingga
Penyebab utama dari cuaca ekstrem ini, menurut badan meteorologi Maroko, adalah udara yang mengandung uap air dalam jumlah besar yang memicu penguapan dan menghasilkan badai lebih intens. Citra satelit milik NASA menunjukkan bahwa sebuah danau yang terletak di antara Kota Zagora dan Tata, yang telah mengering selama 50 tahun, sekarang kembali terisi air setelah hujan deras tersebut.
Sekretaris Jenderal Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), Celeste Saulo, dalam sebuah konferensi pers menegaskan bahwa akibat meningkatnya suhu, siklus hidrologi menjadi lebih cepat.
“Siklus ini juga menjadi lebih tidak menentu dan tidak dapat diprediksi. Kita kemudian menghadapi masalah yang semakin besar, baik terlalu banyak air maupun terlalu sedikit air,” jelas Saulo.
Para ilmuwan memperkirakan bahwa badai serupa kemungkinan akan terjadi lebih sering di masa depan, seiring meningkatnya frekuensi cuaca ekstrem akibat pemanasan global. (bbc/hm20)
