13.2 C
New York
Tuesday, October 8, 2024

Polemik Jual Beli Buku pada Kurikulum Merdeka

Medan, MISTAR.ID

Jual beli buku pada Kurikulum Merdeka (kurmer) sempat menjadi gonjang-ganjing di lingkungan pendidikan dan orang tua.

Setelah diunggah akun instagram @undercover.id, curhatan orang tua murid bernama Herdi itu viral di media sosial. Bahkan beberapa balasan netizen juga meramaikan kolom komentar.

‘Yg online mgkn bajakan. Tp tetap saja kemahalan yg dijual sekolah’ tulis akun @rosane_18. ‘Gaada paksaan untuk siswa membeli buku ? Giliran ada siswa yg ga beli buku pasti diledekin’ komen @bayu7.0.

‘Loh di SDN suruh beli buku? Murid privat saya dapet buku CERDAS gratis dari SDN. belajarnya 2 buku paket, yang 1 dipinjemin dari sekolah, yang 1 lagi buku CERDAS yang boleh diisi bukunya’ timpal akun @dianisfautomo.

Baca juga: Sandang Gelar Doktor dengan Predikat Cum Laude dari Universitas Airlangga, AHY Sampaikan ini

Fasilitator sekolah penggerak (FSP), Jholant Bringg Luck Amelia Br Sinaga menanggapi hal itu dengan menjelaskan bahwa dalam kurmer, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah menyediakan aplikasi bernama Platform Merdeka Mengajar (PMM).

Di mana di dalamnya terdapat banyak pilihan modul ajar, modul Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang dapat diadopsi dan dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan siswa di sekolah masing-masing.

“Tapi ini pun tidak semua sekolah mampu menggunakannya, karena terkait dengan sarpras (sarana prasarana). Tidak semua sekolah sarprasnya memenuhi, tidak semua sekolah punya jaringan internet, jadi memang belum efektif 100%,” katanya kepada Mistar.id, Selasa (8/10/24).

Jholant mencontohkan sekolah penggerak dampingannya yang tidak melakukan jual beli buku. Sebutnya, sekolah penggerak mendapatkan Bantuan Operasional Sekolah Kinerja (BOS Kin) dan BOS Reguler.

Baca juga: Begini Tanggapan Spesialis Gizi Mengenai Susu Ikan

“Nah untuk sekolah penggerak itu sendiri mereka boleh menggunakan dana BOS untuk membeli buku, tapi buku itu bukan dijual ke siswa. Tapi dipinjamkan. Makanya istilahnya buku BOS itu dipinjamkan lalu nanti waktu si anak naik jenjang itu buku dikembalikan,” jelasnya.

Related Articles

Latest Articles