Medan, MISTAR.ID
Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) belum memutuskan terkait status Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Malaria Nias Selatan (Nisel) diperpanjang atau dihentikan.
Saat dikonfirmasi oleh mistar, Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Pencegahan Penyakit (P2P) Sumut, Novita Saragih mengatakan jika seharusnya status KLB Nias Selatan sudah di cabut pada (30/9/24).
“Harusnya kan 30 September sudah berakhir. Tapi saya belum kabar kelanjutannya, karena sebenarnya ketika itu (status KLB) dicabut, kita (Dinkes Sumut) pun akan mengadakan rapat dan hadir di dalamnya,” ujarnya kepada mistar, Jumat (4/10/24).
Lebih lanjut, terkait pencabutan status KLB Nias Selatan perlu dilakukan koordinasi ke semua pihak.
Baca juga: Dinkes Sumut Kirim Tim dan Logistik untuk Atasi KLB DBD Nias
Terkait angka kasus, Novita akan memastikannya terlebih dahulu lantaran sering terdapat perbedaan pencatatan antara Nias Selatan dan tim Provinsi.
“Terkait angka pastinya akan kita kirim juga, karena takutnya kita (Dinkes Sumut) salah. Soalnya dari kemarin selalu ada perbedaan pencatatan,” ungkapnya.
Namun ia juga mengatakan, terdapat dua angka kematian karena DBD yang terjadi di Nias Selatan. “Terkait malarianya, kalau saya tidak salah ada 11. Tapi nanti untuk itu saya update saja,” pungkasnya.
Baca juga: DPRD Sumut Minta KLB DBD dan Malaria Nias Selatan Ditangani Serius!
Sebelumnya, Plt Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Provinsi Sumut Basarin Yunus Tanjung turut memberikan perkembangan kasus KLB di Kabupaten Nias Selatan, yang menunjukkan mulai Januari hingga (17/8/24) menyentuh angka 730 kasus Malaria dan 248 kasus DBD.
“Kasus DBD sendiri, pada Pulau-Pulau Batu mencapai 20 kasus dengan rincian Sebuasi, Simaluaya, Bawodobara, Siefa Banua, Hiliamodula, Ziangbiang, Orahili Pulau Tello, Sinauru memiliki satu kasus, Onaya 3 kasus dan Pasar Pulau Tello 9 kasus,” tuturnya. (berry/hm25)
