18 C
New York
Friday, October 4, 2024

Badai Rupiah Belum Selesai, Data Tenaga Kerja AS Jadi Fokus

Jakarta, MISTAR.ID

Pergerakan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih menghadapi tantangan, terutama menjelang pengumuman data tenaga kerja AS pada hari ini, Jumat (4/10/24). Berdasarkan laporan Refinitiv, rupiah ditutup di angka Rp 15.415/US$ pada perdagangan Kamis (3/10/24), melemah 1,02% dibandingkan hari sebelumnya.

Kondisi ini membuat rupiah berada pada level terlemah dalam sebulan terakhir, setelah anjlok 1,95% selama pekan ini. Pelemahan beruntun rupiah selama empat hari terakhir terutama dipicu oleh ketegangan di Timur Tengah, dimana serangan rudal Iran terhadap Israel memicu respon dari Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Ketegangan ini meningkatkan kekhawatiran pasar akan lonjakan harga minyak global, yang dapat berdampak pada inflasi.

Kenaikan harga minyak berpotensi memaksa kebijakan moneter yang lebih ketat, yang tentu saja menjadi perhatian bagi investor, tercermin dari depresiasi yang terjadi di pasar keuangan. Hari ini, pelaku pasar juga khawatir menunggu data ketenagakerjaan AS, termasuk klaim pengangguran yang menunjukkan peningkatan lebih tinggi dari yang diperkirakan.

Baca Juga : Pernah Dipecat, Kini Bisnis Hijab Chika Beromzet Miliaran

Klaim awal untuk tunjangan pengangguran meningkat menjadi 225.000 untuk pekan yang berakhir 28 September, lebih tinggi dari perkiraan 220.000. Meski klaim yang belum disesuaikan turun, namun penurunan ini tidak sesuai dengan ekspektasi.

Data Non-Farm Payrolls yang dirilis hari ini diperkirakan mencapai 142.000, menunjukkan potensi perlambatan di sektor pekerjaan, dengan proyeksi tingkat pengangguran stabil di 4,2%. Pertumbuhan gaji per jam juga diperkirakan melemah, yang akan menjadi faktor penting dalam menentukan langkah selanjutnya dari Federal Reserve.

Sebelumnya, Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, mengindikasikan kemungkinan pemangkasan suku bunga berlanjut hingga akhir tahun, meski dilakukan secara bertahap dan tidak mencapai 50 basis points (bps) dalam satu waktu. Hal ini menyebabkan kekecewaan di kalangan pelaku pasar yang berharap kebijakan moneter lebih agresif.

Secara teknikal, pergerakan rupiah masih dalam tren melemah. Jika tidak ada perbaikan, mata uang Garuda berpotensi mencapai resistance di Rp 15.450/US$, sementara support yang perlu dicermati berada di Rp 15.370/US$, sejalan dengan garis rata-rata selama 20 jam. (mtr/hm24)

Syahrial Siregar
Syahrial Siregar
Alumni STIK-P Medan. Menjadi jurnalis sejak 2008 dan sekarang redaktur untuk portal mistar.id

Related Articles

Latest Articles