14.7 C
New York
Wednesday, October 2, 2024

Iran Serang Israel Picu Harga Minyak Mentah Dunia Melejit

Jakarta, MISTAR.ID

Imbas Iran menyerbu Israel dengan tembakan rudal balistik memicu harga minyak mentah dunia melesat 1 persen pada perdagangan, Rabu (2/10/24).

Lonjakan itu dipicu kebimbangan pasar konflik di Timur Tengah bisa berubah sebagai perang yang lebih luas, dan mengganggu pasokan minyak dari daerah penghasil utama.

Harga minyak mentah berjangka Brent melejit 83 sen atau 1,13 persen menjadi US$74,39 per barel. Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate AS (WTI AS) naik 88 sen atau 1,26 persen menjadi US$70,71 per barel.

Baca juga:Ketegangan Israel-Palestina Mereda, Minyak Mentah Dunia Turun

Lebih dari 180 rudal balistik ditembakan Iran ke Israel kemarin. Serangan ini adalah aksi balasan terhadap serangan Israel ke Hizbullah di Lebanon serta Hamas di Gaza.

Iran sebagai anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), adalah produsen minyak utama di kawasan tersebut.

“Keterlibatan langsung Iran menaikkan prospek gangguan pasokan minyak,” sebut analis ANZ Research dikutip Reuters.

Produksi minyak Negeri Para Mullah naik ke level tertinggi dalam 6 tahun terakhir, yakni sebesar 3,7 juta barel per hari.

Baca juga:Harga BBM Kemungkinan Naik Lagi, Jokowi: Dampak Nilai Jual Minyak Mentah Dunia

Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu berjanji Iran bakal membayar atas serbuan ke negaranya. Sedangkan Teheran memastikan setiap tindakan balasan dari Israel bakal dibalas dengan ‘kehancuran besar’. Sikap kedua negara itu menimbulkan kekhawatiran akan perang yang lebih luas.

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyatakan dukungan penuh bagi Israel, sekutu setianya. Sementara, Dewan Keamanan PBB mengagendakan pertemuan menyangkut Timur Tengah pada hari ini.

“Eskalasi besar oleh Iran berefek memboyong AS ke dalam perang,” ucap analis Capital Economics.

“Iran menyumbang sekitar 4 persen dari produksi minyak global. Namun pertimbangan penting adalah apakah Arab Saudi bakal meningkatkan produksi jika pasokan Iran terganggu,” lanjutnya.

Baca juga:Pemimpin Hamas dan Komandan Hizbullah Tewas, Harga Minyak Naik

OPEC+ juga berwacana melaksanakan pertemuan hari ini untuk meninjau situasi pasar minyak global. Sejak bulan Desember, OPEC+ yang mencakup Rusia, akan menaikkan produksi sebesar 180 ribu barel per hari (bpd) per bulan.

Analis berharap apabila produksi OPEC+ dikerek maka bisa mengimbangi kebimbangan gangguan pasokan di Timur Tengah. (cnn/hm16)

Related Articles

Latest Articles