Jakarta, MISTAR.ID
Pendidikan seksual komprehensif mengajarkan anak dan remaja untuk dapat mengenali tubuh, cara menjaga privasi, hingga cara menetapkan batasan yang sehat.
Sehingga disaat anak dan remaja menghadapi predator, mereka bisa mengetahui apa yang harus dilakukan. Mereka juga bisa mengetahui bagaimana caranya untuk mencari bantuan.
Demikian disampaikan pendidik dan pemerhati kesehatan seksual dan reproduksi June Low dalam webinar di Jakarta baru-baru ini, sebagaimana dikutip pada Selasa (2/10/24).
Baca juga: Berhubungan Seks di Usia Dini Rentan Terkena Kanker
Pendidikan seksual komprehensif, kata June, pada dasarnya adalah upaya untuk memberikan informasi yang akurat secara medis yang tidak hanya berfokus pada materi biologi tetapi juga mencakup aspek-aspek lain seperti kognitif, emosional, fisik, dan sosial.
Jadi, lanjut June, pendidikan seksual komprehensif berarti berkaitan dengan kecakapan hidup, terutama untuk mendukung mereka mengambil keputusan dengan bijak dan memiliki kemampuan negosiasi serta memahami identitas diri.
Cegah Hubungan Seks Usia Dini
Pendidikan seksual komprehensif, ditegaskan June, tidak berarti mendorong remaja untuk melakukan hubungan seksual. Sebaliknya, hal ini justru mencegah remaja melakukan hubungan seks pada usia dini.
Baca juga: Pendidikan Seks Sejak Dini, Lindungi Anak dari Kejahatan Seksual
Pendidikan seksual komprehensif juga sebaiknya tidak hanya dilakukan beberapa kali, namun harus konsisten dalam jangka Panjang.
Melalui edukasi yang menyeluruh, anak dan remaja juga perlahan-lahan memahami bentuk hubungan yang sehat sehingga diharapkan bisa turut andil dalam penurunan angka kekerasan dalam hubungan di masa depan.
“Mereka belajar tentang consent dan safety di dalam pendidikan seksualitas komprehensif. Mereka juga belajar tentang seperti apa perilaku yang buruk di dalam suatu hubungan,” kata pendiri platform edukasi Good Sex Education itu. (tempo/mistar)
