16.3 C
New York
Monday, September 23, 2024

Rupiah Sore Ini Melemah di Level 15.195 per US Dolar

Medan, MISTAR.ID

Kinerja mata uang rupiah pada perdagangan sore ini melemah terhadap US Dolar. Mata uang Rupiah ditransaksikan melemah di kisaran level 15.195 per US Dolar.

Pemantau Ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin menyampaikan bahwa penguatan mata uang Rupiah pada dasarnya sudah terbaca dari membaiknya imbal hasil US Treasury 10 tahun ke level 3.738%.

“Dan US Dolar sendiri bergerak sangat variatif terhadap mata uang di Asia. Pelemahan mata uang Rupiah terjadi disaat euforia pemangkasan bunga acuan The FED memudar,” ujarnya, Senin (22/9/24).

Dikatakannya, saat ini Rupiah bergerak dalam rentang 15.100 hingga 15.205 per US Dolar. Sehingga fokus pelaku pasar sudah kembali pada agenda ekonomi yang menjadi penggerak pasar selanjutnya.

“Pelaku pasar saat ini tengah menanti rilis data ekonomi AS, yang sejauh ini diproyeksikan akan membaik. Dimana ekspektasi pelaku pasar menunjukan bahwa ekonomi pertumbuhan ekonomi AS secara kuartalan akan tumbuh 3% (Q2). Yang artinya bisa membuat The FED mengurangi agresifitasnya dalam menurunkan suku bunga,” jelasnya.

Baca Juga : Rupiah Menguat 29 Poin, IHSG dan Harga Emas Antam Meningkat

Di sisi lain, Gunawan mengatakan ada sejumlah data dari AS yang diproyeksikan memburuk seperti data klaim pengangguran. Hal ini berpeluang memicu ekspektasi bahwa AS masih berpeluang alami resesi di masa yang akan datang.

“Sejauh ini mata uang US Dolar mengalami tekanan seiring dengan indikator ekonomi AS yang membutuhkan dukungan kebijakan moneter untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi. Namun masih dibayangi oleh kemungkinan laju tekanan inflasi AS yang bisa saja mengalami kenaikan dan memudarkan agresifitas pemangkasan bunga acuan itu sendiri,” ujarnya.

Selain itu, untuk sentimen domestik tanah air, Bank Indonesia memiliki ruang untuk pemangkasan bunga acuan yang bisa mendorong pemulihan ekonomi. Hanya saja pemangkasan bunga acuan yang besarannya seirama dengan pemangkasan bunga acuan The FED, berpeluang menciptakan kinerja mata uang rupiah yang relatif tidak banyak mengalami perubahan.

“Artinya jika agresifitas The FED juga diikuti dengan pola kebijakan yang sama oleh BI, justru rupiah berpeluang untuk stabil dengan kecenderungan melemah. Karena di waktu yang bersamaan, Rupiah akan bersandar pada neraca pembayaran atau neraca dagang tanah air yang sejauh ini masih menunjukan adanya pelemahan,” tukasnya. (dinda/hm24)

Syahrial Siregar
Syahrial Siregar
Alumni STIK-P Medan. Menjadi jurnalis sejak 2008 dan sekarang redaktur untuk portal mistar.id

Related Articles

Latest Articles