18.4 C
New York
Tuesday, September 17, 2024

Siantar Hotel Berdarah, Film Sejarah Berkonsep Unik

Medan, MISTAR.ID

Film Siantar Hotel Berdarah (SHB) diangkat dari buku karya Kusma Erizal Ginting dengan judul yang sama. Hotel yang berada di Jalan WR Supratman di pusat Kota Pematangsiantar ini menjadi jejak sejarah penting bagi perjuangan kemerdekaan di daerah tersebut.

Salah satunya, peristiwa SHB yang terjadi pada tanggal 15 Oktober 1945. Di sana terjadi pertempuran antara barisan pemuda dan laskar rakyat dengan Belanda dalam memperjuangkan kemerdekaan.

Saat itu, Siantar Hotel dijadikan markas tentara Jepang dan Koninklijk Nederlands-Indisch Leger (KNIL) bentukan Belanda.

Penulis naskah SHB, Jones Gultom mengatakan, film ini menceritakan peristiwa yang terjadi pasca kemerdekaan.

Baca juga: Siantar Hotel Berdarah, Yondik: Gen-Z Bisa Belajar Sejarah Lewat Film

“Film itu kan dari sisi waktu, peristiwanya terjadi pada Oktober 1945, setelah proklamasi. Karena situasi dan keterbatasan akses, orang Siantar di zaman itu belum mendengar proklamasi tersebut,” ujarnya, Selasa (17/9/24).

Menurutnya, saat itu orang Siantar hanya mendengar kabar bahwa Indonesia telah merdeka, kemudian mereka mencari kebenaran tentang informasi itu.

“Sambil mereka nyari informasi, bertemu dengan tentara Jepang dan Belanda. Ketika itu Jepang sudah kalah, jadi Belanda masuk mau melakukan pendudukan kembali,” sebutnya.

Jones juga menjelaskan bahwa dalam film ini yang diangkat bukan tentang biografi tokoh, tapi tentang peristiwa itu sendiri. Konsepnya juga unik, karena berbeda dari film pada umumnya.

Baca juga: Saksikan ‘Siantar Hotel Berdarah’ di Oktober 2024

“Yang diangkat ini bukan biografi tokoh, tetapi tentang peristiwa, peristiwa perang.
Konsep film ini agak sedikit berbeda dengan film yang biasa. Karena film ini ceritanya cukup panjang, jadi untuk memperpendek tanpa mengurangi substansi, di munculkanlah narator,” jelasnya.

Masih dikatakan Jones, narator ini lah yang akan mengisahkan bagian-bagian yang sulit untuk ditampilkan dalam film.

“Selain itu, fungsi narator tidak hanya sebagai pengantar tapi bisa juga masuk sebagai aktor. Posisinya bisa menembus ruang dan waktu,” terangnya.

Film ini diproduksi oleh RKI docs. Bagi Jones, SHB ini termasuk dalam kategori film semi dokumenter. Walaupun ceritanya berdasarkan sejarah, tapi penggarapan dan lainnya dibuat menjadi semi dokumenter.

“Film berlatar sejarah ini patut kita nantikan. Karena digarap dengan serius dan juga sarat dengan sejarah,” tutupnya. (maulana/hm25)

Related Articles

Latest Articles