20 C
New York
Tuesday, September 17, 2024

Situs Megalitikum Gunung Padang Diduga Pernah Jadi Tempat Pengamatan Langit

Cianjur, MISTAR.ID

Situs megalitikum Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat, diduga kuat pernah digunakan untuk pengamatan langit. Profesor riset astronomi dan astrofisika dari Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin, menyebut situs ini kemungkinan berfungsi untuk menghitung waktu ritual serta bercocok tanam.

“Masyarakat tradisional yang belum mengenal kalender menggunakan kondisi langit sebagai petunjuk, seperti untuk mengetahui musim hujan atau awal kemarau,” kata Thomas, Senin, 16 September 2024 seperti dilansir Tempo.

Sistem pertanian tradisional kala itu sangat bergantung pada hujan, kecuali lahan tanam yang berada dekat sungai. Oleh karena itu, diperlukan pengetahuan tentang kapan musim hujan tiba.

Masyarakat prasejarah memanfaatkan posisi benda langit, seperti matahari dan rasi bintang Orion, sebagai panduan untuk memulai kegiatan bertani.

Baca juga: Terungkap Fenomena Kemunculan Laba-Laba di Mars

Thomas menjelaskan bahwa bagian tertinggi Gunung Padang, teras kelima, kemungkinan besar menjadi tempat observasi langit. Di lokasi tersebut ditemukan bekas tempat duduk dari batu yang diduga digunakan untuk memantau benda-benda langit.

Meskipun demikian, sejauh ini belum ada temuan artefak astronomi yang jelas di Gunung Padang.

Thomas membandingkan hipotesis ini dengan penemuan artefak astronomi di situs-situs lain, seperti relief Candi Borobudur dan Stonehenge di Inggris. “Pengamatan astronomi di Gunung Padang hanya hipotesa berdasarkan praktik umum masyarakat tradisional,” ujar Thomas.

Baca juga: Rehabilitasi Dini dan Konsisten Kunci Pemulihan Pasca Stroke

Di sisi lain, arkeolog Lutfi Yondri menjelaskan bahwa situs Gunung Padang terdiri dari lima teras atau undakan yang memiliki perbedaan masa budaya. Teras pertama diperkirakan berasal dari 117 tahun Sebelum Masehi, sementara teras kelima diperkirakan berusia 45 tahun Sebelum Masehi.

Angka-angka ini menunjukkan era paleometalik, ketika masyarakat sudah menggunakan api dalam kehidupan sehari-hari.

Masyarakat Gunung Padang saat itu sudah beralih dari hidup di gua ke perkampungan terbuka, dengan populasi diperkirakan hanya 75-100 orang per pemukiman. Meskipun begitu, hingga kini belum ditemukan bukti artefak pemukiman atau jejak manusia di sekitar Gunung Padang. (tempo/hm25)

Related Articles

Latest Articles