Jepang, MISTAR.ID
Topan Shanshan membanjiri sebagian besar wilayah Jepang dengan hujan deras dan memicu peringatan akan banjir dan tanah longsor ratusan mil dari pusat badai, Jumat (30/8/24).
Kondisi ini sekaligus menghentikan layanan perjalanan dan menutup produksi di pabrik-pabrik besar. Setidaknya tiga orang tewas dan 78 orang terluka dalam insiden terkait badai dalam beberapa hari terakhir
Penduduk di kota Fukuoka berlindung di tempat aman, jalan-jalan sepi dan toko-toko tutup, bahkan transportasi lumpuh sehingga warga berjuang untuk pulang. Salah satu badai terkuat yang belum pernah terjadi ada di wilayah barat daya Kyushu.
“Tidak ada kereta karena topan, jadi orang tua saya akan datang menjemput saya. Saya menginap di rumah teman, lalu datang ke sini. Saya pikir akan ada kereta, tetapi tidak ada. Saya belum pernah mengalami semua kereta berhenti sebelumnya.” kata salah seorang warga.
Baca juga:Badai Topan Gaemi Rendam Manila
Menurut pihak berwenang, badai bergerak dengan kecepatan hingga 50 meter per detik (180 km per jam/112 mph), cukup kuat untuk menumbangkan truk yang sedang melaju, topan tersebut berada di dekat kota pesisir Kunisaki di Prefektur Oita pada pukul 8:45 pagi (2345 GMT) dan bergerak ke arah timur laut.
Sekitar 125.000 rumah tangga di tujuh prefektur tidak memiliki listrik di Kyushu, menurut Kyushu Electric Power Co. Namun, udara hangat dan lembab yang mengalir di sekitar topan tersebut juga telah membawa hujan lebat di wilayah yang jauh dari badan topan utama.
Pemerintah Jepang khawatir dampak buruk meluas mengingat pergerakannya yang lebih lambat dari yang diharapkan di seluruh negeri.
Menteri Penanggulangan Bencana Yoshifumi Matsumura mengatakan, pemerintah telah mengimbau kepada 4 juta penduduk untuk bersiap mengungsi, terutama di wilayah Kyushu yang dilanda bencana parah. Namun, hingga Kamis, hanya sekitar 30.000 orang yang telah dievakuasi, terutama di Kyushu.(mtr/hm17)
