22.5 C
New York
Friday, August 23, 2024

Potensi Gempa Megathrust, BMKG Monitor Aktivitas Seismik Pada Zona Aktif

Simalungun, MISTAR.ID

Wilayah Indonesia berada pada sistem tektonik aktif yang dibentuk oleh interaksi lempeng tektonik yaitu lempeng Indo-Australian, Eurasia, dan Pasifik. Ketiga lempeng tersebut sangat mempengaruhi kegempaan Indonesia salah satunya gempa megathrust.

Pergeseran masing-masing lempeng sebesar 5-7 cm tiap tahun, sehingga hal tersebut membangkitkan rentetan gempa bumi salah satunya gempa megathrust. Gempa megathrust ini merupakan tipe gempa bumi yang dibangkitkan oleh zona subduksi akibat interaksi pada bidang kontak antar dua lempeng tektonik di kedalaman dangkal kurang dari 50 Km.

Kepala Balai Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I, Hendro Nugroho mengatakan, Megathrust dapat dianalogikan sebagai gempa yang memiliki dan mekanisme patahan dengan dorongan naik yang cukup besar.

“Gempa yang memiliki mekanisme patahan dengan dorongan naik yang besar. Karena mampu mengakumulasi energi medan tegangan gempa dan memicu pelepasan energi kuat, sehingga akan menimbulkan rekahan panjang dan bidang pergeseran yang luas,” ungkapnya, Jumat (23/8/24).

Hendro mengatakan, potensi gempa Megathrust terbagi sebanyak 13 zona yang terbentang dari Sumatera sampai Papua. Untuk wilayah Sumatera memiliki 6 zona megathrust, wilayah Jawa-Bali-Nusa Tenggara memiliki 4 zona, wilayah Sulawesi memiliki 1 zona, dan wilayah Maluku dan Papua masing-masing memiliki 1 zona.

Baca Juga : Gempa Megathrust Berpotensi Terdampak di Sumut

Secara seismisitas, potensi megathrust tidak terdapat pada wilayah Kalimantan karena tidak dilintasi oleh bidang pertemuan lempeng tektonik. Saat ini yang diwaspadai yaitu zona megathrust seperti Mentawai-Siberut dan Selat Sunda, karena rilis gempa dengan magnitudo besar terakhir sekitar lebih dari 200-an tahun, sehingga dikategorikan sebagai wilayah dengan seismic gap.

Periode selama itu sangat memungkinkan terjadinya akumulasi stress seismik pada bidang kontak dan berpotensi dilepas pada suatu saat. “BMKG saat ini sangat aktif memonitoring wilayah tersebut dan selalu memberikan peringatan terkait potensi gempa megathrust berkekuatan magnitudo 8,9 di wilayah Selat Sunda dan Mentawai-Siberut,” timpal seismologist di BMKG Wilayah I, Andrean Simanjuntak.

Wilayah Indonesia seperti Aceh dan sekitarnya pernah merasakan dampak gempa bumi dan tsunami Samudera Hindia, Minggu 26 Desember 2004. Dampak gempa tsunami 2004 dengan Magnitudo 9.0 sampai pada wilayah pantai barat Afrika dan Thailand serta guncangannya dirasakan dalam radius hingga 500 Km.

Secara historis, rilis gempa megathrust pernah terjadi pada wilayah Mentawai pada tahun 1797 dan 1833, sementara di Selat Sunda pernah terjadi pada 1699 dan 1780 dengan magnitudo 8,6.

“Hampir 200 tahun aktivitas gempa dengan Magnitudo di atas 8 tidak pernah terjadi dan mungkin akumulasi ini akan menghasilkan magnitudo yang sama walaupun memang itu tidak bisa dipastikan kapan terjadi baik waktu dan lokasinya tapi potensinya bisa kita ukur untuk saat ini,” tambah Andrean.

Syahrial Siregar
Syahrial Siregar
Alumni STIK-P Medan. Menjadi jurnalis sejak 2008 dan sekarang redaktur untuk portal mistar.id

Related Articles

Latest Articles