20.2 C
New York
Thursday, August 22, 2024

Pemkab Toba Dukung Penuh Kehadiran Cemilan Keju Batak di Pasaran

Toba, MISTAR.ID

Keju Batak bagi masyarakat setempat atau biasa yang dikenal Dali ni Horbo menjadi market share (pangsa pasar) yang sangat menjanjikan untuk perputaran ekonomi di Kabupaten Toba. Keju Batak banyak dijual di Pasar Porsea, Simpang Silimbat, Pasar Laguboti dan Kota Balige yang terbilang laris manis di pasaran.

Dali ni Horbo sangat identik dengan rumah makan khas Batak, karena mayoritas rumah makan Batak menyajikannya. Sehingga tak sedikit beranggapan bahwa makanan cemilan ini menjadi ragu untuk dinikmati, sebagian orang yang tidak bisa menikmati masakan khas Batak.

Tapi tak sedikit pula pelancong dari berbagai kalangan singgah di Pasar Porsea dan Simpang Silimbat untuk membelinya. Bagi mereka, Keju Batak begitu candu dengan kenikmatan serta kegurihannya yang terbuat dari susu murni kerbau.

Harga per porsi Dali ni Horbo sangat bervariasi di pasaran. Di Balige, satu porsi kecil dibanderol Rp8.000. Sementara di Laguboti porsi lebih besar antara Rp12.000 hingga Rp15.000. Untuk di Silimbat cemilan ini dijual Rp15.000 sampai Rp20.000, sementara di Pasar Porsea dibanderol lebih mahal antara Rp20.000 hingga Rp25.000. Namun harga jual bisa berubah tergantung kondisi, seperti hari-hari besar dan sulitnya mendapatkan susu kerbau.

Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian Toba, Janriko Pasaribu tak menampik pangsa pasar Dali ni Horbo dan keterbatasan stok susu kerbau sebagai bahan baku pembuatan makanan cemilan itu menjadi kendala yang harus diatasi ke depannya.

Baca Juga : Pemkab Toba Dinilai Lamban Tertibkan Obyek Wisata Cafe Sungai Lumbanjulu

Melihat kondisi ini, Dinas Pertanian saat ini akan melakukan pendataan populasi-populasi kerbau dari kelompok-kelompok peternak yang memelihara kerbau. “Nantinya setelah melakukan pendataan, akan kita kalkulasikan produksi susu yang dihasilkan,” ujarnya, Kamis (22/8/24).

Selain itu, Janriko juga menyatakan pihaknya akan mendata secara spesifik mengenai yang memproduksi perahan susu kerbau, untuk mengolah menjadi Dali ni Horbo. “Data inilah nantinya menjadi tolak ukur berapa produksi mereka per harinya hasil olahan susu kerbau menjadi keju Batak atau Dali ni Horbo,” terangnya.

Janriko menjelaskan, setelah data ini dirangkum, selanjutnya dilakukan kolaborasi dan koordinasi dengan Dinas Koperindag Toba yang bertujuan untuk meningkatkan kapabilitas dari para peternak kerbau sebagai pengolah Dali ni Horbo.

Bagaimana kelanjutan pengolahan yang sesuai dengan minat dari konsumen, teknik pemasaran melalui kemasan yang unik dan semenarik mungkin sehingga semakin digemari konsumen akan menjadi tugas Koperindag.

“Sehingga produk ini bisa diminati seluruh kalangan dari berbagai suku dan agama yang tentunya diberi label halalnya dan lain sebagainya,” sebutnya.

Syahrial Siregar
Syahrial Siregar
Alumni STIK-P Medan. Menjadi jurnalis sejak 2008 dan sekarang redaktur untuk portal mistar.id

Related Articles

Latest Articles