20.8 C
New York
Wednesday, August 14, 2024

Biaya Operasi Rp32 Juta, RSU Haji Medan Tolak Korban Geng Motor Pakai BPJS

Medan, MISTAR.ID

Seorang remaja menjadi korban dari ganasnya aksi tawuran geng motor. Korban berinisial AAL (16) mengalami luka parah di bagian lututnya. Kini, remaja tersebut masih terbaring di Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Medan menunggu proses pemulihan.

Ibu kandung korban, Halimah (40) mengatakan, kini anaknya sudah diizinkan kembali ke rumah, namun belum bisa dilakukan. Pihak keluarga masih berupaya mencari biaya tagihan rumah sakit sebesar Rp32 juta.

Halimah mengatakan, meski ia dan anaknya terdaftar di BPJS Kesehatan, pihak rumah sakit tidak menerima AAL menggunakan fasilitas BPJS, dan harus menjadi pasien umum. Menurutnya, pihak rumah sakit menolak AAL sebagai pasien BPJS karena apa yang dialaminya terkait kasus begal.

Meski Halimah berulang kali bermohon agar anaknya dapat ditangani dengan fasilitas BPJS, pihak rumah sakit tetap tidak menerima. “Saya bilang, saya punya BPJS, saya bayar tiap bulan. Pihak pendaftaran bilang nggak bisa, karena kasusnya begal,” ungkapnya saat ditemui di halaman RSU Haji Medan, Rabu (14/8/24) sore.

Baca Juga : Soal Dugaan Kecurangan Seleksi Tenaga Kontrak, Begini Penjelasan RSU Haji Medan

Halimah yang saat itu panik melihat kondisi putranya, terpaksa menandatangani beberapa dokumen sebagai persyaratan operasi. Menurutnya, keselamatan AAL lebih penting daripada biaya.

“Memang sudah diberitau biayanya Rp30 juta. Saya terkejut, tapi posisi anak saya sudah sekarat. Saya tanda tangani sajalah semua surat itu. Baru dioperasilah anak saya. Uang bisa dicari yang penting anak saya selamat dulu,” katanya.

Beberapa BPKB sepeda motor tetangga Halimah yang hendak digadai untuk menebus anaknya dari rumah sakit. (f: putra/mistar)

Kini AAL masih tertahan di rumah sakit, Halimah diminta melunasi seluruh tagihan tersebut. Halimah yang kesehariannya bekerja sebagai cleaning service di salah satu perguruan tinggi di Medan, hanya bisa berupaya meminjam uang kepada orang.

“Saya memang nggak punya uang. Disuruh bayar panjar saja saya minjam uang sama rentenir Rp400 ribu. Saya pinjam ke sana sini, saya pinjam emas orang, saya pinjam BPKB kereta orang untuk saya gadaikan untuk menebus anak saya,” kenangnya dengan berlinangan air mata.

Syahrial Siregar
Syahrial Siregar
Alumni STIK-P Medan. Menjadi jurnalis sejak 2008 dan sekarang redaktur untuk portal mistar.id

Related Articles

Latest Articles