27.1 C
New York
Tuesday, August 6, 2024

Uni Eropa Desak Pemerintahan Baru Secara Demokratis di Bangladesh

Moskow, MISTAR.ID

Uni Eropa (EU) mendesak transisi damai menuju terwujudnya pemerintahan baru yang dipilih secara demokratis di Bangladesh.

Kepada seluruh pemangku kepentingan di negara tersebut diminta juga untuk menahan diri, hal ini dinyatakan Kepala Kebijakan Luar Negeri EU, Josep Borrell pada Senin.

“Peristiwa yang terjadi di Bangladesh menjadi amatan dari Uni Eropa. Sangat penting bahwa transisi yang teratur dan damai menuju pemerintahan yang dipilih secara demokratis terjamin, dengan menghormati penuh hak asasi manusia dan prinsip-prinsip demokrasi,” kata Borrell seperti yang dilansir.

Baca juga: Demo Berdarah di Bangladesh, AS Serukan Semua Pihak Menahan Diri

Ia mengatakan bahwa Uni Eropa bersedih atas korban jiwa yang dilaporkan selama protes baru-baru ini dan menyerukan pembebasan segera mereka yang diyakini Brussels ditahan secara sewenang-wenang.

Seperti diketahui, Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina dan saudarinya dilaporkan meninggalkan kediaman resmi mereka di ibu kota Dhaka ke tempat yang lebih aman setelah aksi protes berubah menjadi tindakan kekerasan.

Salah satu sumber yang dekat dengan Hasina mengatakan PM Bangladesh, menyebut Hasina juga telah meninggalkan istana dan kabur ke negara lain untuk “mencari tempat yang lebih aman.”

Baca juga: Kemenlu RI Imbau WNI Tunda Perjalanan ke Bangladesh

Diketahui aksi unjuk rasa massal ini bentuk protes dari mahasiswa terhadap sistem kuota pemerintah Bangladesh untuk pekerjaan publik yang menimbulkan kekerasan di Universitas Dhaka.

Mahasiswa menuntut pengakhiran sistem kuota yang mengalokasikan 30 persen posisi pemerintah untuk anggota keluarga veteran perang 1971.

Massa juga menuduh adanya diskriminasi dan favoritisme terhadap pendukung Perdana Menteri Sheikh Hasina, partainya memimpin gerakan kemerdekaan.

Setidaknya ada 73 orang tewas , termasuk 17 polisi dalam kerusuhan yang terjadi di kota-kota Bangladesh pada Minggu (4/8/24). Hingga kini ada sekitar 250 orang tewas dan ribuan orang terluka. (ant/hm25)

Related Articles

Latest Articles