24.6 C
New York
Wednesday, July 31, 2024

Sama-sama Non-Parpol, Figur Anies Lebih Menarik Parpol Ketimbang Edy

Medan, MISTAR.ID

Belum diusungnya Edy Rahmayadi oleh partai politik (parpol) untuk maju kembali dalam kontestasi Pemilihan Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu) adalah fenomena politik yang kontras dengan Anies Baswedan di Jakarta.

Keduanya sama-sama figur non-parpol. Akan tetapi, Anies Baswedan begitu gesit dan menjadi parpol darling untuk selalu diusung dalam kandidasi politik. Tumbang di pemilihan presiden (Pilpres), Anies tak gamang untuk maju kembali dalam Pilgub Jakarta.

Pengamat politik, Boy Anugerah menyampaikan, Anies backgroundnya adalah seorang akademisi. Ia seorang pendidik dan juga pemikir. Namun, ia juga memiliki skill politisi yang ulung.

“Kalau kita cermati idiosinkratiknya terutama latar belakang sosiopolitiknya, skill politik beliau diperoleh dari pengalaman empiriknya sebagai aktivis mahasiswa. Untuk jadi aktivis, butuh mata sosial yang tajam dan juga fleksibilitas dalam berhadapan dengan banyak orang,” ujar Boy, Rabu (31/7/24).

Baca Juga : Edy Rahmayadi Sampaikan Tekadnya Bertarung Pada Pilgub Sumut 2024

Menurutnya, modal dasar ini yang dimiliki Anies Baswedan. Dia dinilai semakin matang ketika menjabat sebagai Gubernur DKI 2017-2022. Anies sangat paham bagaimana bekerja dengan intelektualismenya, merawat citra di mata masyarakat Jakarta untuk menjaga elektabilitas, serta fleksibel dalam membangun relasi dengan parpol.

“Ini yang membuat Anies diusung oleh banyak parpol, sejak dari Pilgub DKI 2017, Pilpres 2024, serta Pilgub 2024. Ini bukti kematangan beliau dalam berpolitik praktis,” terangnya.

Di lain sisi, Boy menilai Edy Rahmayadi punya idiosinkratik yang berbeda. Ia seorang militer, perwira tempur murni. Militer tidak didoktrin untuk berpolitik. Militer menjadi alat negara untuk menyelenggarakan pertahanan negara.

“Ini yang membuat pola pikir dan pola sikap Edy selama menjadi Gubsu sangat rigid atau kaku. Ia keras terhadap warga yang mengkritik kinerjanya. Ia juga gagal memanfaatkan momentum untuk menebalkan pengaruh dan bargain di mata parpol ketika menjabat,” sambungnya.

Stafsus MPR RI ini juga berpendapat, jadi sangat wajar ketika ia berhadapan dengan Bobby yang punya power politics lebih besar karena berstatus menantu Jokowi dan didukung Koalisi Indonesia Maju (KIM), Edy gamang.

“Kegagalan Edy dalam memanfaatkan momentum ketika ia menjabat harus dibayar mahal. Sangat mahal. Jika ia hendak diusung oleh PDIP dan Hanura, dua parpol yang belum punya kandidat yang diusung, saya pikir butuh bargain yang besar. Lugasnya, mungkin mahar politik yang besar,” jelasnya.

Syahrial Siregar
Syahrial Siregar
Alumni STIK-P Medan. Menjadi jurnalis sejak 2008 dan sekarang redaktur untuk portal mistar.id

Related Articles

Latest Articles