22.7 C
New York
Tuesday, July 30, 2024

Tingkatkan Produktivitas Kopi, Dinas Pertanian Simalungun Lakukan Berbagai Inisiatif

Simalungun, MISTAR.ID

Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara (Sumut), terkenal sebagai salah satu penghasil kopi arabika berkualitas tinggi. Dengan kondisi geografis dan iklim yang mendukung, kopi arabika dari Simalungun memiliki citarasa khas yang menjadikannya pilihan utama di industri kopi spesialti.

Namun, perubahan iklim dan tantangan pertanian lainnya memerlukan perhatian serius untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas, serta produktivitas kopi di daerah ini. Kepala Bidang Perkebunan pada Dinas Pertanian Simalungun, Lasma Hutasoit mengungkapkan bahwa perubahan iklim telah membawa dampak signifikan bagi produksi kopi di wilayah Habonaron do Bona.

“Perubahan pola curah hujan dan peningkatan suhu telah mengganggu siklus pertumbuhan kopi, termasuk proses berbunga dan pematangan buah. Selain itu, serangan hama dan penyakit, seperti karat daun kopi, semakin menjadi ancaman yang serius,” ujarnya kepada mistar.id, Selasa (30/7/24).

Untuk mengatasi tantangan ini, Dinas Pertanian Simalungun telah mengimplementasikan berbagai program dan inisiatif. Salah satunya adalah pengenalan varietas kopi yang lebih tahan terhadap kondisi cuaca ekstrem dan lebih resisten terhadap hama dan penyakit.

Baca juga: Kopi Simalungun, Diincar Asosiasi ‘Starbuck’

“Kami juga menggalakkan praktik agroforestri, di mana petani didorong untuk menanam pohon pelindung di sekitar kebun kopi. Ini membantu mengurangi suhu dan menjaga kelembaban tanah,” jelas Lasma.

Selain itu, pengelolaan air yang lebih baik menjadi fokus utama, termasuk penerapan sistem irigasi yang efisien dan teknik konservasi air. Dinas Pertanian, kata Lasma, aktif memberikan pelatihan kepada petani tentang praktik pertanian berkelanjutan.

“Menyelenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek), seperti yang baru-baru ini dilakukan di Ruang Harungguan Dinas Pertanian Simalungun. Dalam Bimtek itu, petani diajarkan tentang Good Agriculture Practice (GAP) untuk kopi arabika,” tambahnya.

Tahun ini, pihaknya juga memberikan bantuan kepada kelompok tani berupa 80.000 batang benih kopi dan 40.000 kg pupuk organik. “Untuk mendorong peningkatan produktivitas dan kualitas kopi di Simalungun,” kata Lasma.

Pada Tahun 2022, areal perkopian di Simalungun tercatat seluas 5.365,40 dengan hasil produksi sebanyak 7.320,18 ton. Lalu pada Tahun 2023 menjadi 4.361,47 dengan hasil panen 4.847,73 ton.

Baca juga: Krisis Kebun Kopi di Simalungun, Petani Beralih ke Tanaman yang Lebih Untung

Selain program-program tersebut, Dinas Pertanian juga berfokus pada peningkatan infrastruktur dan akses petani ke teknologi modern. Hal itu diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan menjadikan kopi arabika Simalungun semakin dikenal di pasar global.

“Kami berupaya meningkatkan akses petani ke teknologi modern, infrastruktur pertanian yang lebih baik, dan dukungan finansial,” tutupnya.

Dilansir dari beberapa sumber, hal lain yang sangat penting diterapkan saat berbudidaya kopi adalah penggunaan tanaman penaung. Di habitat aslinya di hutan Ethiopia, kopi adalah tanaman perdu yang tumbuh di bawah naungan pohon lain. (indra/hm20)

Related Articles

Latest Articles