21.4 C
New York
Monday, July 29, 2024

Krisis Kebun Kopi di Simalungun, Petani Beralih ke Tanaman yang Lebih Untung

Simalungun, MISTAR.ID

Wilayah Simalungun menjadi salah satu daerah yang dikenal dengan perkebunan kopi yang subur di Sumatera Utara (Sumut). Namun, belakangan ini terjadi perubahan yang signifikan di kalangan petani kopi, khususnya di daerah Kecamatan Panei dan Raya.

Banyak dari mereka mulai beralih menanam jagung, pisang, jeruk juga kakao dan meninggalkan tanaman kopi yang menjadi sumber mata pencaharian mereka selama bertahun-tahun.

Salah satu faktor utama yang mendorong perubahan ini adalah kondisi cuaca yang tidak menentu dan hasil produksi yang menurun. Seorang petani, Surya Sinaga (47), menjelaskan bahwa musim hujan yang tidak teratur dan serangan hama telah mempengaruhi kualitas dan jumlah panen kopi.

“Dulu, kopi adalah tanaman utama kami. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, hasil panen menurun drastis. Kami harus mencari alternatif,” katanya kepada mistar.id, Senin (29/7/24).

Baca juga: Peminat Kopi Tinggi, Mengapa Ekonomi Petani masih Merosot?

Selain itu, harga kopi yang fluktuatif di pasar global juga memberikan tekanan tambahan. Ketika harga kopi anjlok, petani sering kali merugi karena biaya produksi yang tidak sebanding dengan harga jual. Inilah yang membuat banyak petani beralih ke tanaman yang lebih stabil dari segi harga dan perawatan.

Di lahan seluas 11 rante milik Surya, hanya tersisa puluhan tanaman kopi arabika yang sudah berusia lebih dari 13 tahun. Sebagai pengganti kopi, ia mulai beralih ke tanaman kakao 7 tahun lalu dan saat ini sudah berganti menanam jagung.

“Bisa panen lebih cepat. Beda dengan kopi, jagung memiliki siklus panen yang lebih cepat,” ujarnya.

Kebun kopi di wilayah Simalungun
Kebun kopi di wilayah Simalungun yang sudah tidak diurus pemiliknya. (f: indra/mistar)

Jagung dipilih bukan tanpa alasan. Tanaman ini dianggap lebih tahan terhadap perubahan cuaca ekstrem. Budi Saragih (52), petani lain yang juga beralih ke jagung, menyatakan bahwa tanaman ini lebih mudah dikelola dan memberikan hasil yang lebih konsisten.

“Sekarang (menanam) jeruk juga, kalau kopi paling tinggal beberapa batang, terakhir panen kopi bulan Februari lalu,” ujarnya.

Related Articles

Latest Articles