26.7 C
New York
Thursday, August 1, 2024

Vaksinasi Bisa Kurangi Resiko Dengue Parah

Jakarta, MISTAR.ID

Pencegahan demam berdarah dengue (DBD) serta untuk menurunkan risiko keparahan rawat inap bisa dilakukan melalui vaksinasi lengkap. Apalagi saat ini masih belum ada pengobatan yang khusus untuk menyembuhkan DBD.

Seperti yang disebutkan spesialis dokter anak Nunki Andria Samudra, Sp.A dalam beritanya yang dilansir melalui antara, Senin (29/7/240.

“Kepada pasien DBD dokter hanya mengatasi gejala, seperti pemberian cairan infus, atau pemberian penghilang nyeri (pain killer). Sehingga perlu pencegahan yang komprehensif agar kita dapat terhindar risiko DBD parah dan kematian,” sebutnya.

Vaksin DBD yang tersedia di Indonesia diperuntukkan bagi kelompok usia 6 hingga 45 tahun, dan dapat diakses secara mandiri oleh masyarakat.

Baca juga: Juli 2024, Tiga Anak Meninggal di Siantar Akibat DBD

Melalui vaksin tentunya akan meningkatkan perlindungan baik pada anak-anak dan orang dewasa. “Untuk mendapatkan perlindungan yang optimal, vaksinasi harus dilakukan secara lengkap sesuai dosis yang dianjurkan,” terangnya.

Dijelaskan dr Nunki DBD adalah penyakit yang mengancam jiwa yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Terdapat dua kondisi setelah terkena virus dengue yakni demam dengue dan demam berdarah dengue.

Ciri-ciri dari demam dengue biasanya menimbulkan gejala ringan, ditandai dengan demam secara tiba-tiba dan berbagai gejala yang tidak spesifik, termasuk sakit kepala bagian depan, nyeri retro-orbital, nyeri tubuh, mual dan muntah, nyeri sendi, lemas, dan ruam.

Baca juga: Gagalkan Penyebaran DBD, Kemenkes Lepas Nyamuk Wolbachia ke 230 Kabupaten-Kota

“Sementara untuk ciri-ciri demam Berdarah Dengue biasanya ada gejala yang berat seperti perdarahan kulit, termasuk yang paling umum terjadi adalah petekie dan purpura, bersama dengan perdarahan gusi, epistaksis, menoragia, dan perdarahan saluran cerna,” ujarnya.

Seseorang bisa terinfeksi DBD lebih dari sekali, dan infeksi berikutnya berisiko lebih parah, bahkan bisa berujung pada kematian. Apalagi, menurut data Kementerian Kesehatan, setiap hari, dua orang meninggal karena DBD.

“Untuk itu, kita semua perlu lebih waspada, terutama pada pagi dan sore hari saat nyamuk biasanya menggigit, yaitu waktu di mana kita paling aktif,” pesannya.

Sehingga diperlukan langkah-langkah pencegahan gerakan 3M yang sangat membantu meminimalkan risiko terpapar DBD. (ant/hm25)

Related Articles

Latest Articles