Medan, MISTAR.ID
Wakil Kepala SMK Penerbangan Angkasa Nasional (SPAN), Ahmad Nurhadi Nasution, tahun 2024 merupakan angkatan ke-18 sekolah ini.
Saat ditemui di Jalan Turi Ujung, Kecamatan Medan Denai, Sabtu (27/7/24), Hadi mengatakan, lulusan dari SPAN, beberapa di antaranya akan memilih melanjutkan studi ke jenjang perkuliahan. Namun tak sedikit memilih masuk TNI maupun Polri.
“Melalui data yang saya peroleh dari tata usaha (TU) dan dari Kepala Sekolah, Pak Dody Arisandy, 85 persen sampai 95 persen siswa ini melanjut yang pertama kerja, kedua instansi TNI/Polri. Ada juga mereka ke perguruan tinggi swasta maupun negeri dengan jurusan yang berbeda, kemudian ada juga yang membuka usaha home industri yang dipasarkan di sekitar Kota Medan,” jelasnya.
Baca juga:SMK Penerbangan Tertua di Kota Medan, Wakasek: Kita Jemput Bola
Guru lulusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) tahun 2007 ini menjelaskan, tenaga pengajar di SPAN ada pensiunan dari Maskapai Garuda.
“Setiap guru di sini memang lulusan khusus untuk penerbangan, dan itu dapat dibuktikan dengan sertifikat mereka,” katanya.
Pilihan menjadi pilot juga ternyata terlintas dalam benak siswa. Mengingat biaya sekolah pilot yang terbilang lumayan mahal, beberapa lulusan SPAN akan memilih bekerja terlebih dahulu sembari mengumpulkan biaya untuk melanjutkan sekolah pilot.
Baca juga: Microsoft Diam-diam Rilis Copilot di 3 Perangkat
Menurut Hadi, kurang lebih 15 orang lulusan SPAN sudah menjadi pilot.
“Tidak bisa dia dari SMK langsung jadi pilot. Karena ada prosedurnya. Paling tidak dia kerja dulu di bagian mesin sembari dia mengumpulkan biayanya itu, tahu struktur dalam pesawat, nanti dia kuliah ngambil pilot. Dan nanti bukan langsung sembarangan jadi pilot. Banyak tesnya itu,” terangnya.
“Ada (lulusan SPAN menjadi pilot), lebih kurang ada 15 orang, tanda kutip, jadi pilot ya. Kenapa sedikit? Karena dia untuk jadi pilot itu, lumayan. Wah boleh di-searching, berapa [biaya] untuk masuk jadi pilot,” katanya. (susan/hm17)
