Jakarta, MISTAR.ID
Badan Pangan Nasional (Bapanas) mendorong upaya menjadikan sagu, sumber pangan lokal, sebagai bagian integral dari ketahanan pangan nasional.
“Saatnya kita memajukan pangan lokal dan menjadikannya bagian tak terpisahkan dari ketahanan pangan nasional,” kata Deputi Bidang Konsumsi, Penganekaragaman, dan Keamanan Pangan Bapanas, Andriko Noto Susanto, Senin (15/7/24).
Ia menambahkan, untuk mewujudkan kemandirian pangan berbasis pangan lokal, Bapanas terus mendorong industri pangan untuk memanfaatkan potensi pangan lokal, seperti sagu.
Sebelumnya Susanto mengunjungi pabrik pengolahan sagu di Tangerang, Banten. Pabrik tersebut telah memproduksi beras sagu sejak 2018. Usaha kecil dan menengah ini bertujuan untuk memanfaatkan beras sagu guna mendukung ketahanan pangan lokal bagi masyarakat di berbagai daerah.
Baca juga: Viral, Ulat Sagu Jadi Bekal Anak Sekolah
Ia mencatat, pabrik tersebut memproduksi berbagai jenis olahan sagu seperti makanan ringan dan mi, serta produk unggulannya, beras sagu.
Menurutnya, Indonesia belum mengoptimalkan potensi besar pangan lokal seperti sagu.
“Sesuai dengan Undang-Undang Pangan, sudah saatnya kita memanfaatkan sumber daya ini untuk mendukung kemandirian pangan nasional,” ujarnya.
Ia menyoroti, dalam satu dekade terakhir, Indonesia telah mengalami pergeseran pola konsumsi pangan, sehingga risiko kerawanan pangan perlu diantisipasi.
Baca juga: Kenali 4 Manfaat Sagu Bagi Kesehatan Tubuh
“Diversifikasi pangan menjadi kunci mewujudkan kemandirian pangan berbasis sumber daya pangan lokal. Sudah saatnya kita mengangkat pangan lokal seperti sagu yang potensinya sangat besar,” ujarnya.
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan produksi sagu nasional pada 2022 mencapai 367.132 ton, dengan Riau sebagai provinsi penghasil sagu terbesar menyumbang 274.807 ton.
Tingginya produksi sagu mencerminkan potensi yang signifikan sebagai alternatif pengganti beras. Potensi ini dapat dimanfaatkan dengan menghidupkan kembali kebiasaan masyarakat dalam mengkonsumsi sagu sebagai makanan pokok, seperti di Papua, Maluku, dan wilayah Indonesia Timur lainnya. (antara/hm7)
