20.3 C
New York
Saturday, September 28, 2024

Berdiri 14 Tahun, Kerajinan Kayu Milik Anto Dikenal dari Mulut ke Mulut

Deli Serdang, MISTAR.ID

Bermula dari melihat-lihat orang tuanya menjadi pengukir kayu, Anto (55) akhirnya menekuni bisnis serupa. Bermodalkan pengalaman itu dan sempat menjadi mandor mebel di salah satu perusahaan, ia pun memberanikan diri membuka usaha sendiri.

Anto memulai usaha tersebut di kediamannya, Jalan Bengawan, Desa Medan Krio, Sunggal, Deli Serdang, 14 tahun silam, tepatnya di tahun 2010.

Kala itu Anto masih seorang diri mengukir kayu yang ia dapat dari para jiran. Kayu rambutan, jati hingga mahoni diukirnya di rumah menjadi sebuah benda bermanfaat. “Awalnya dulu buat lesung, buat cobek (gilingan cabai). Masih sendiri dulu,” ujar Anto ditemui di rumahnya, Selasa (25/6/24).

Seiring berjalannya waktu, furnitur yang dihasilkan Anto mulai mempunyai estetika tinggi, sehingga orang yang melihat tertarik untuk memilikinya. Bentuk-bentuk baru pun dibuat Anto, mulai dari asbak rokok, anak tangga, tempat buah, kursi, hingga lemari dan meja.

“Sekarang sudah banyak yang kita buat. Telenan, kaki sofa, vas bunga. Pokoknya asal berbentuk bubutan bisa kita buat. Untuk mebel kursi, lemari, meja kita buat juga,” lanjut Anto.

Baca Juga : Tingkatkan Inovasi Produksi, Dinas Perindustrian Medan Beri Pelatihan Pelaku IKM Furniture

Dalam pengerjaannya, setiap furniture memiliki tingkat kesulitan masing-masing. Hal itu juga berpengaruh dalam durasi pembuatannya dan harga yang diberikan. “Kalau lesung bisa 50 buah sehari. Kalau kaki sofa bisa sampai 200 sampai 400. Tapi kalau tempat buah seperti ini paling cuma 2 aja yang bisa kita buat sehari,” ungkapnya sembari memperlihatkan ukuran tempat buah yang sudah siap dijual.

Untuk pengerjaan lemari, kursi dan meja, Anto membutuhkan waktu hingga 2 Minggu untuk mengerjakannya. “Kursi dan lemari sampai finishing bisa 2 mingguan untuk 1 produk,” lanjutnya.

Untuk pemasaran usaha tanpa nama miliknya itu, Anto mengaku mendapat orderan dari orang ke orang. Dari sana, toko-toko furnitur pun mulai melirik dan banyak memesan hasil karyanya.

“Awalnya dari mulut ke mulut. Dulu ya tetangga aja konsumen saya. Sekarang sudah ada 6 toko yang jadi langganan sama saya. Mereka selalu pesan kaki sofa,” bebernya.

Harga yang ditawarkan Anto juga tergolong murah. Setiap kaki sofa dipatok Rp3.000 hingga Rp15.000, tergantung model yang diinginkan. “Kaki sofa yang paling laku keras di sini. Untuk bahan hampir sama semua. Paling modelnya lah yang buat harga itu beda,” jelasnya.

Baca Juga : China Siap Investasi Furnitur Rp 20 Triliun di Indonesia

Di sisi lain, Anto mengakui bahwa dalam menjalankan usaha itu dia juga mengalami pasang surut. Selain karena bahan baku langka, peminat yang musiman juga menjadi faktor yang membuat usahanya sulit berkembang. Pun begitu, Anto kini telah mempekerjakan 6 karyawan.

“Ramainya cuma pas mau lebaran aja. Kalau hari biasa gini, ya cuman kaki sofa itu aja yang jadi putaran. Kalau vas bunga, tempat buah, ini kan satu-satu aja lakunya, bahan juga susah. Ini aja kita berharap warga yang nebang pohon depan rumahnya, itulah yang kita bayarin,” urai ayah dari 3 anak itu.

Furnitur hasil produksi Anto kini sudah terdengar hingga luar daerah. Menurutnya, konsumennya juga ada dari kota lain, seperti Siantar dan Kisaran. “Ada juga dari Siantar sama Kisaran. Tapi ya satu-satu lah,” tutupnya.

Salah seorang konsumen Anto, Rudi ditemui di lokasi mengaku sudah berlangganan lama di sana. Menurutnya, hasil kerajinan Anto sudah terbukti ketahanan dan keindahannya.

Pria berkepala plontos itu datang hendak membeli tempat buah seharga Rp450 ribu. “Sudah lama saya beli untuk hiasan-hiasan kantor. Seperti ini, untuk tempat buah di kantor,” ucap pria yang mengaku berkantor di kawasan Cemara Asri itu. (putra/hm24)

Syahrial Siregar
Syahrial Siregar
Alumni STIK-P Medan. Menjadi jurnalis sejak 2008 dan sekarang redaktur untuk portal mistar.id

Related Articles

Latest Articles