18.6 C
New York
Sunday, September 29, 2024

Penggunaan AI di Dunia Pendidikan: Kolaborasi atau Ancaman?

Medan, MISTAR.ID

Di era digital yang terus berkembang, penggunaan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan di dunia pendidikan menjadi sorotan utama.

Akademisi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU), Nazil Mumtaz Al-Mujtahid (24) mengatakan, penggunaan AI memangkas integrasi dan seni dalam berpikir. Karena itu, tak jarang penggunaan perangkat lunak ini dianggap aib dalam dunia akademik.

Saat ini banyak mahasiswa yang menyelesaikan tugasnya menggunakan AI, karena mereka ingin menyelesaikannya secara instan.

Baca juga:Google Pertimbangkan AI Sebagai Layanan Berbayar

“Kalau saya beranggapan, penggunaan AI dalam pengerjaan tugas itu sah-sah saja. Namun harus diperhatikan produk yang dikeluarkan dari AI tersebut, dan ada beberapa arahan yang diberikan agar tidak ketergantungan. Intinya, jangan sampai terlalu bergantung dan menumpulkan insting mahasiswa sebagai calon akademisi,” ungkapnya saat dihubungi mistar.id, pada Senin (24/6/24).

Nazil juga mengungkapkan, saat ini belum ada kebijakan dari kampus terkait penggunaan AI. Ia juga menilai, saat ini tidak mungkin dibuat kebijakan terkait hal itu, karena tidak akan hegemonik atau merata.

Di sisi lain, Nazil mengatakan, AI tidak boleh dilihat sebagai ancaman. Tapi AI bisa menjadi alat kolaborasi yang mendukung efisiensi dalam proses pembelajaran.

“Kita harus mengendalikan AI agar berfungsi sebagai mitra, bukan pengganti kreativitas dan pemikiran manusia,” tandasnya.

Baca juga:Cara Agar Tidak jadi Korban AI Seperti Taylor Swift

Ia juga menekankan pentingnya pendekatan yang berbasis pada kontrol manusia atas teknologi tersebut.

Di sisi lain, Amanda Putri selaku mahasiswa lainnya mengakui, banyak manfaat AI dalam mempercepat proses belajar dan pekerjaan.

Meski demikian, dia menggarisbawahi potensi dampak negatif, seperti ketergantungan berlebihan yang bisa memunculkan perilaku malas berpikir.

“Penggunaan AI sebaiknya dibatasi untuk membantu, bukan menggantikan peran penting berpikir kritis,” katanya saat ditemui mistar.id. (azmie/hm16)

Related Articles

Latest Articles