19.2 C
New York
Saturday, September 28, 2024

Tak Sebutkan Alasannya, Sara Duterte Mundur dari Wapres Filipina

Manila, MISTAR.ID

Rabu (19/6/24) Wakil Presiden (Wapres) Filipina, Sara Duterte menyatakan mundur dari kabinet Presiden Ferdinand Marcos Jr dan posisi penting lainnya. Ini merupakan sinyal terkini aliansinya dengan Marcos Jr sudah ambruk.

Sekretaris Komunikasi Kepresidenan, Cheloy Garafil melalui sebuah pernyataan menyampaikan, Marcos sudah menerima pengunduran diri Duterte dari jabatan Menteri Pendidikan dan Wakil Ketua Gugus Tugas Ant Pemberontakan. Disebutkan juga, Sara tak menyampaikan alasan terhadap tindakan tersebut.

Dalam konferensi pers, Sara menyatakan, pengunduran dirinya bukan sebab kelemahan, namun akibat kepedulian yang tulus pada guru dan generasi muda.

Baca juga:Filipina Geram, Cina Tabrak Kapalnya di Laut Cina Selatan

Aliansi itu sering diprediksi bakal runtuh, hanya para analis kaget dengan betapa cepatnya hal tersebut berlangsung usai pendahulu Marcos yang juga ayah Sara, Rodrigo Duterte menuding Marcos mengkonsumsi narkoba pada Januari lalu.

Putra Duterte, Wali Kota Davao, ikut menyerukan pengunduran diri Marcos ketika itu dan Sara juga tidak protes dengan seruan tersebut.

“Ini merupakan terobosan yang kita semua nanti-natikan,” ucap Jean Encinas-Franco, salah seorang profesor ilmu politik di Universitas Filipina, perihal kebijakan Sara mengundurkan diri dari jabatannya di kabinet.

Franco menuturkan, Sara yang terus menikmati fase kepercayaan lebih tinggi berdasarkan jajak pendapat independen, saat ini mempunyai lebih banyak keleluasaan mengkritik kebijakan Marcos.

Baca juga:Laut China Selatan Meruncing, Pejabat Filipina Anjurkan Usir Atase China

Mulai berkuasa tahun 2022, Marcos telah membalikkan sikap Rodrigo Duterte yang mendukung Cina dan kembali ke Amerika Serikat (AS). Ia memberikan Negeri Paman Sam akses yang lebih besar ke pangkalan-pangkalan Filipina di tengah ketegasan China di Laut China Selatan dan Taiwan.

Marco juga mengutamakan kebijakan arbitrase pada 2016, yang memperkuat klaim teritorial Negara Revolusi Hijau di Laut Cina Selatan, yang sebagian besar sudah dikesampingkan oleh eks Presiden Rodrigo Duterte.

Tamparan besar bagi hubungan Marcos-Duterte terjadi akhir tahun lalu, kala Marcos menuturkan, pemerintah tengah mengkaji untuk bergabung kembali dengan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC). Itu nyaris 5 tahun usai Rodrigo menarik keanggotaan Filipina, sebab protes terhadap usaha ICC menginvestigasi operasi maut anti narkotika. (tmp/hm16)

Related Articles

Latest Articles