9.2 C
New York
Thursday, October 17, 2024

Okupansi Hotel di Sumut Mulai Membaik

Medan, MISTAR.ID

Menurut Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia ( PHRI) Sumut Denny S Wardhana mengatakan, hingga saat ini okupansi di daerah objek wisata sudah semakin baik.

Okupansi hotel di daerah wisata bisa lebih dari 50 persen pada akhir pekan.  Hal ini menurut Denny, sejalan dengan tingginya minat masyarakat untuk berwisata.

“Khususnya untuk daerah wisata pada saat weekend sudah mulai ramai. Misalnya di Berastagi dan Parapat yang pada saat akhir pekan bisa di atas 50 persen,” terang Denny, Minggu (19/7/20).

Sedangkan okupansi hotel-hotel di Kota Medan, sambungnya, hingga saat ini masih di angka 10 hingga 15 persen. “Mamang rata-rata okupansi hotel di Kota Medan masih di angka itu saja. Penyebabnya di Kota Medan tidak banyak kegiatan terutama MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition),” ungkapnya.

Baca Juga:Beberapa Hotel Berbintang di New York Setelah Pandemi Tak Ganti Seprai

Ia mengatakan, pihaknya belum bisa memprediksi kapan okupansi hotel di Kota Medan akan membaik. Menurut okupansi juga tergantung MICE. Jika MICE berjalan semakin banyak, maka okupansi akan semakin cepat pulih.

Denny mengatakan, hingga saat ini hotel-hotel sudah mulai menawarkan paket-paket untuk acara pernikahan. Bahkan, mulai bulan Agustus ada beberapa acara pernikahan yang akan diselenggarakan di hotel Kota Medan.

Terkait dengan adanya peraturan pemerintah Kota Medan mengenai adaptasi kebiasaan baru, pihaknya terus menjalankan sesuai dengan Peraturan Wali Kota dari Pemko Medan. Selain itu, juga ada panduan dari PHRI dan dari Kementerian Kesehatan RI.

Terpisah, Public Relation Executive Cambridge Hotel Medan Tinera Siburian mengatakan, sejak awal Juli 2020, rata-rata okupansi hotel yang berlokasi di Jalan S Parman ini sudah mencapai 29 persen.

“Sejak awal Juli hingga hari ini sudah sampai 29 persen. Angka ini membaiklah dari pada sebelumnya. Selama masa adaptasi kebiasaan baru ini kita juga semakin memperketat protokol kesehatan,” katanya.

Misalnya, staf di hotel sudah menggunakan face shield, masker, dan sarung tangan. Untuk elevator jika dulu bisa untuk enam orang, sekarang hanya boleh empat orang saja dalam satu elevator.

Pemeriksaan suhu tubuh tetap dilakukan. Nera mengatakan, untuk hand sanitizer pihaknya sudah menggunakan sensor agar pengunjung tidak kontak langsung dengan wadah hand sanitizer.

Baca Juga:Pesta Sabu Di Kamar Hotel, Empat Sekawan Ditangkap Polisi

“Untuk tamu juga kami wajibkan menggunakan masker pada area hotel agar mereka tetap terlindungi. Terutama saat mengambil makanan di restoran, kami juga ingatkan untuk tetap menggunakan masker,” pungkasnya.

Angka ini jelas lebih tinggi jika dibandingkan okupansi hotel berbintang pada Mei 2020. Berdasarkan berita resmi statistik yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut pada Juli 2020, tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang di Sumatera Utara pada bulan Mei 2020 mencapai rata-rata 13,82 persen.

Angka ini naik 1,89 poin dibanding April 2020 sebesar 11,93 persen. Pada Mei 2020, TPK tertinggi terjadi pada hotel bintang 1 yaitu mencapai 27,18 persen, sedangkan TPK hotel terendah terjadi pada hotel bintang 5 yang hanya mencapai 4,80 persen. (anita/hm10)

Related Articles

Latest Articles