18.6 C
New York
Sunday, October 6, 2024

Pandemi Covid-19, Produksi Sampah Di Siantar 400 Meter Kubik Per Hari

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Produksi sampah di masyarakat melonjak sejak masa pandemi corona hingga mencapai 400 meter kubik per hari. ternyata membuat masyarakat Siantar menghasilkan sampah yang lebih banyak dibandingkan sebelumnya. Ketika, wabah virus Corona dinyatakan ada di kota ini, beberapa aktivitas dihimbau untuk dilakukan di rumah saja, seperti pendidikan, perkantoran, hingga tempat publik umum lainnya.

Menurut Harianto Saragih, kepala seksi penanganan sampah pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pematangsiantar, justru masa berdiam di rumah nyatanya membuat jumlah produksi sampah mengalami kenaikan.

“Setiap harinya, sampah yang masuk Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Tanjung Pinggir, Kecamatan Siantar Martoba mencapai 400 meter kubik, bahkan bisa sampai 500 meter kubik juga. Jumlah ini didapatkan dari belasan tempat penampungan sementara (TPS) maupun sampah dari tiap-tiap rumah di perumahan,”katanya, Rabu (15/7/20).

Baca juga : Sampah Di Jalan TB Simatupang Siantar Meluap Ke Jalan, Pedagang Pajak Parluasan Geram

Dia menuturkan, dalam sehari dua kali penjemputan sampah, baik dari TPS maupun rumah warga. Tim kebersihan selalu berusaha untuk tetap tepat waktu, agar sampah jangan sampai menumpuk. Apabila TPS tersebut belum diangkut sampahnya, disebabkan adanya aktivitas lain yang secara tiba-tiba, seperti baru-baru ini PLN melakukan pemotongan ranting-ranting pohon. Meskipun demikian, tetap kami usahakan namun akan terjadi keterlambatan pastinya.

“Sebenarnya, kami senang ada sampah, jadi kami pun bisa bekerja. Banyak masyarakat kita sebenarnya, jangankan membuang sampah, meletakkan sampah pada tempatnya pun payah,” tuturnya dengan nada kecewa.

Kata Harianto, pada tahun 2019 tercatat 181.270 meter kubik sampah yang dihasilkan masyarakat Siantar. Daerah penghasil sampah yang banyak berasal dari Kecamatan Siantar Barat, diikuti Siantar Utara. Sepertinya, angka tersebut akan bertambah untuk tahun ini.

Untuk saat ini, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pematangsiantar memiliki 51 armada mobil kecil maupun besar untuk mengangkut sampah setiap hari. Meskipun, terkadang ada beberapa dari kendaraan tersebut terpaksa tidak diberdayakan, sebab kondisi mobil yang sudah lama beroperasi tersebut harus sering melakukan perbaikan di bengkel.

“Tapi, kami masih bersyukur sebab para pegawai tim pengangkut sampah masih tetap bersama dalam bekerja. Sebab, setiap pegawai yang keluar, harus cepat-cepat mencari penggantinya, mengingat tiap armada sudah pas orang yang ditempatkan,” imbuhnya.

Sampah Menumpuk Di Dekat Rumah Ibadah

Sejumlah warga yang hendak melintas di jalan persaudaraan, kelurahan Bah Kapul, kecamatan Siantar Sitalasari mengeluhkan bau tidak sedap dari tumpukan sampah yang berserakan. Apalagi bau tersebut mengganggu orang yang sedang melakukan ibadah, yang tidak jauh dari tumpukan sampah tersebut.

Pasalnya, petugas kebersihan tidak setiap hari mengangkut tumpukan sampah yang berserakan itu. Ditambah lagi kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan. Akibatnya timbul bau tak sedap yang sangat meresahkan warga.

R Sihombing, adalah salah satu warga yang tinggal disekitar daerah itu mengatakan sampah sudah terlalu banyak tapi petugas kebersihan jarang mengangkutnya.

Baca juga : Sampah di Mata Pelajar, Ini yang Dilakukan Dinas LKH Siantar

“Petugas kebersihan sudah lama tidak datang ke tempat ini untuk mengangkut sampah. Selain merusak pemandangan, juga menimbulkan bau busuk. Ditambah lagi warga juga kurang kesadarannya, dengan membuang sampah disitu juga,” ucapnya Selasa (14/7/20).

Di tempat terpisah, Jaya Kesuma, Kepala Desa Bah Kapul menjelaskan bahwa daerah itu bukanlah tempat pembuangan sampah. Bahkan daerah tersebut sudah pernah ditata dengan apik, seperti menanam beberapa bunga juga meletakkan asesoris agar terlihat seperti taman. Namun hal itu tidak berlangsung lama, kembali lagi warga membuang sampah di situ.

Kepala Bidang Penanganan Sampah Kota Pematangsiantar, Robert Simanjuntak, daerah itu bukanlah tempat pembuangan sampah, jadi para petugas kebersihan tidak tahu. Sepertinya, sampah – sampah tersebut juga berasal dari orang yang melintasi daerah tersebut.

“Bukannya kami tidak mau menyediakan tempat sampah atau ambrol di daerah itu, namun biaya untuk penyediaan barang sudah tidak ada lagi. Tentang tempat sampah yang rusak, coba konfirmasi pada lurah setempat saja dulu,”jelasnya.(yetty/hm09)

Related Articles

Latest Articles