18.5 C
New York
Saturday, September 28, 2024

Harga Beras Naik, BI Siantar Ungkap Bobot Inflasi 10 Komoditas Pangan Utama

Pematang Siantar, MISTAR.ID

Pihak Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Pematang Siantar mengungkapkan bobot inflasi 10 komoditas pangan utama di 8 kabupaten/kota wilayah kerja (Wilker)-nya.

Ke 8 Wilker BI Pematang Siantar meliputi Siantar, Simalungun, Batu Bara, Tanjung Balai, Asahan, Labuhan Batu, Labuhanbatu Utara dan Labuhanbatu Selatan yang akrab disebut Sisi Batas Labuhan.

Ke 10 komoditas itu antara lain, beras dengan bobot inflasi 0,05 persen, daging ayam ras 0,012 persen, telur ayam ras 0,009 persen, bawang merah 0,007 persen, gula pasir 0,006 persen, cabai merah 0,005 persen, bawang putih 0,004 persen, daging sapi 0,003, minyak goreng 0,001 persen dan cabai rawit dengan bobot inflasi 0,0004 persen.

Demikian disampaikan oleh Kepala KPw BI Pematang Siantar, Muqorobin melalui Kepala Unit Data Statistik dan Kehumasan (UDSK), Anto Yulianto dalam kegiatan bincang wartawan bersama dengan BI Pematang Siantar, pada Rabu (8/11/23).

Baca juga: Stabilkan Harga Melalui Pasar Murah Keliling, Sudah 80 Ton Lebih Beras Terjual

“Beras merupakan komoditas pangan dengan bobot inflasi tertinggi di kota pematang siantar. Setiap kenaikan harga beras 1 persen akan memiliki andil inflasi umum sebesar 0,05 persen. Di oktober 2023, harga beras masih melanjutkan tren kenaikan, dimana apabila dibandingkan Desember 2022 harga beras mengalami inflasi 10,1 persen selama tahun berjalan atau year to date (ytd),” ungkapnya.

Tren kenaikan harga beras tahun 2022-2023, kata Anto, dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain kenaikan harga gabah seiring dengan meningkatnya biaya produksi yakni energi, pupuk dan lainnya. Kemudian, faktor transmisi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), dampak el nino, serta faktor pembatasan ekspor beras di negara-negara lain.

“Secara akumulasi, produksi beras nasional pada Januari-Juli 2023 turun sebesar 0,9 ton atau 2,43 persen dibandingkan Januari-Juli 2022. Selain itu, secara historis panen raya beras umumnya terjadi di triwulan I (pertama), sementara di triwulan II sampai triwulan IV produksi beras akan menurun,” rincinya.

Related Articles

Latest Articles