Gaza, MISTAR.ID
Seorang pejabat Hamas mengaitkan pembebasan sandera yang ditahan di Gaza dengan gencatan senjata dalam perang udara Israel di daerah kantong tersebut.
Israel mengatakan bahwa pihaknya sedang mempersiapkan sebuah invasi darat, namun Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Arab mendesak agar operasi itu ditunda karena dipastikan akan menambah jumlah korban sipil di wilayah pantai yang padat penduduk itu sekaligus menyulut konflik lebih luas.
Dua jet tempur AS menyerang fasilitas-fasilitas senjata dan amunisi di Suriah, Jumat (27/10/23) sebagai balasan atas serangan yang dilakukan milisi dukungan Iran ke pasukan AS, sejak konflik Gaza meletus.
Baca Juga: Israel Klaim Serang Tiga Komandan Hamas
Satu jajak pendapat terbaru juga menunjukkan bahwa hampir setengah warga Israel sekarang ingin menunda invasi darat ke Gaza karena khawatir nasib setidaknya 224 sandera yang dilaporkan ditahan di sana.
Sementara itu, surat kabar Rusia Kommersant mengutip seorang anggota delegasi Hamas yang berkunjung ke Moskow yang mengatakan bahwa diperlukan waktu untuk menemukan semua orang yang diculik dari Israel oleh berbagai faksi Palestina dalam serangan Hamas pada 7 Oktober lalu.
“Mereka menahan puluhan orang, kebanyakan adalah warga sipil, dan kami membutuhkan waktu untuk menemukan mereka di Jalur Gaza dan kemudian membebaskan mereka,” kata delegasi Hamas Abu Hamid.
