Medan, MISTAR.ID
Kepala Dinas Kesehatan Sumut, dr Alwi Mujahit Hasibuan mengatakan untuk kasus TBC di Sumut menduduki nomor 4 di Indonesia. Sedangkan untuk Indonesia tercatat menduduki nomor 2 untuk kasus TBC tertinggi di dunia.
Untuk itu, Alwi mendukung adanya skrining TBC di kalangan mahasiswa. Dia juga berharap tidak hanya di Universitas Sumatera Utara (USU) saja yang menggelar skrining TBC ini, tapi seluruh perguruan tinggi di Sumut juga bisa melakukan hal serupa.
Baca Juga: Cegah Penyakit TBC di Usia Produktif, Mahasiswa USU Diskrining
“Saat ini tim saya sudah menyurati pihak UINSU, UNIMED, UMSU dan semua kampus lain untuk melakukan hal yang sama. Sebab dengan adanya skrining ini bisa menemukan kasus TBC secara cepat,” kata Alwi pada wartawan, Rabu (16/8/23).
Dijabarkannya, pada kasus TBC ini untuk angka kematian 11 orang per jam. Artinya dalam waktu 5 menit ada 1 orang meninggal dunia karena TBC.
“Seperti itu kondisi kita di Indonesia ini. Maka, pencegahan akan penyebaran TBC ini harus semua orang peduli. Karena kalau tidak kasus akan berjalan terus,” imbuhnya.
Di Sumut sendiri dikeluhkan Alwi untuk penemuan kasus cukup lambat. Tercatat untuk penemuan kasus di Sumut ditargetkan 91%. Namun saat ini penemuan kasus masih 28% atau 27.311 penemuan kasus TBC.
Baca Juga: Pengobatan TBC di Sumut Capai 90,2 Persen
“Pertengahan tahun lalu masih 25,5% per Juni. Jadi kalau dibiarkan kita akhir tahun nanti cuma bisa capai 51% saja. Maka, kita harus mendorong ini agar penemuan kasus di Sumut tercapai 91%,” jelasnya.
Kendala saat ini diungkapkan Alwi keinginan untuk berbuat saat ini rendah atau motivasi berbuat rendah. “Maka kita harus bersama-sama dalam merubah ini. Kita berharap agar tidak menunggu di 2023 kita eliminasi TBC namun di 2028 kita di Sumut bisa berhasil eliminasi TBC,” pungkasnya. (Anita)