16.7 C
New York
Monday, September 30, 2024

Penggunaan Antibiotik Tidak Tepat Bisa Sebabkan Resistensi

Jakarta, MISTAR.ID

Ahli infeksi dan penyakit tropik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Ariesti Karmila SpA(K) M.Kes Ph.D mengingatkan bahwa penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat menyebabkan resistensi sehingga antibiotik tak lagi mampu mematikan bakteri penyebab penyakit.

“Sepuluh tahun ini kita menemukan bahwa banyak sekali penggunaan antibiotik yang mungkin tidak tepat atau cenderung berlebihan, sehingga manfaatnya berkurang dan bila dibiarkan bukan hanya membahayakan pasien tapi juga masyarakat banyak. Artinya, dia bisa menimbulkan resistensi,” katanya dalam bincang-bincang kesehatan yang digelar daring diikuti di Jakarta, Selasa (22/11/22).

Ia menjelaskan resistensi terjadi karena saat antibiotik digunakan dengan cara yang tidak tepat, bakteri mengubah dirinya untuk bisa beradaptasi dengan sekitarnya sehingga kebal dengan antibiotik.

Baca Juga:Dokter Sarankan Jangan Minum Antibiotik Jika Tak Butuh Cegah Resistensi

“Untuk itu, salah satu cara yang bisa kita lakukan adalah memastikan bahwa pemakaian antibiotik ini benar-benar tepat, sehingga yang kita dapatkan itu hanya manfaatnya dan bisa meminimalisir dampak negatifnya, termasuk resistensi antibiotik,” ujar Ariesti.

“Karena kalau misalnya semua sudah resisten, kita tidak punya senjata lagi untuk mengatasi infeksi bakteri,” tambah dia.

Oleh karenanya, Ariesti mengatakan penggunaan antibiotik harus sesuai dengan rekomendasi dokter, mulai dari jenis hingga dosisnya. Jika anak demam misalnya, Ariesti sangat tidak menyarankan orang tua untuk langsung memberikan antibiotik tanpa berkonsultasi ke dokter. Pasalnya, kata dia, perlu ada pemeriksaan terlebih dahulu untuk mengetahui penyebab demam anak.

Baca Juga:Antibiotik Ramuan Kuno Berusia 1.000 Tahun dari Bawang Lebih Kuat Dibanding Antibiotik Modern

“Harus dilihat dulu penyebabnya apa, apakah benar-benar disebabkan oleh bakteri atau mungkin virus. Kalau virus tentu tidak ada gunanya kita memberikan antibiotik. Banyak penelitian kalau ini malah akan membunuh bakteri atau kuman yang baik,” katanya.

“Selain itu antibiotik juga banyak jenisnya. Ada yang empiris diberikan di awal-awal, ada yang bisa dipakai untuk semua, dan ada yang untuk bakteri tertentu,” imbuhnya.

Mengenai penggunaan antibiotik alami seperti bawang putih, madu, dan kunyit, Ariesti mengatakan belum ada penelitian yang menunjukkan seberapa efektifnya bahan-bahan tersebut. Hal tersebut, kata dia, berkaitan dengan dosis dan jangka waktu penggunaan antibiotik yang diperlukan untuk membunuh bakteri penyebab penyakit. “Untuk bunuh bakteri itu butuh dosis dan jangka waktu yang tepat. Jadi tidak bisa dokter memberikan rekomendasi cukup makan bawang putih aja, karena ada dosis yang harus dicukupi agar bakteri benar-benar mati,” ujar Ariesti.(antara/hm15)

Related Articles

Latest Articles